Ini Alasan Pengamat Nilai Aksi 4 November Bermuatan Politis
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menilai, aksi unjuk rasa besar-besaran 4 November lalu, kental bermuatan politis. Pasalnya, gerakan berlangsung pada masa kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta.
"Jadi kenapa patut diduga bermuatan politik, karena berlangsung pada masa pilkada. Gerakan berjubah agama juga telah dipelintir aktor tertentu menjadi gerakan politik melawan Pemerintahan Joko Widodo," ujar Boni pada diskusi yang mengangkat tema ‘Siapa Aktor Politik di Balik Demo 4/11' yang digelar di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (11/11).
Menurut Boni, dalam rekaman video terdengar orasi calon Wakil Bupati Bekasi Ahmad Dhani, diduga menghina Presiden Jokowi dengan kata-kata kasar. Dhani diketahui ikut aksi menuntut kepolisian segera menangkap calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
"Gerakan ini juga diawali konferensi pers Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas pada 2 November, atau dua hari sebelum aksi unjuk rasa," ujar Boni.
Menurut Boni, substansi yang disampaikan Presiden Indonesia ke-6 pada konferensi pers tersebut, memperlihatkan kepanikan dan kemarahan SBY pada Ahok (calon Gubernur DKI Jakarta,red) dan Presiden Jokowi.
Dalam konteks ini, kata dia, wajar bila logika normal masyarakat menarik kesimpulan, SBY adalah aktor politik di balik gerakan 4 November. Apalagi konferensi pers diduga bukan koreksi terhadap pemerintahan, tapi sebuah gerakan kekuasaan untuk kepentingan pilkada DKI Jakarta.
"Putra SBY, Agus Harimurti Yudhoyono juga ikut bertarung (dalam pilkada DKI,red). Kalau Agus tidak ikut, publik bisa menghargai niat baik SBY yang disampaikan dalam konferensi pers itu," ujar Boni.
Karena itu, dengan tetap menghormati aspirasi para ulama maupun umat muslim yang hadir pada aksi unjuk rasa 4 November, Boni mengaku tetap berkeyakinan aksi bukan sekadar gerakan moral, tapi juga gerakan politik. Gerakan diarahkan pada dua sasaran tembak sekaligus, Ahok dan Presiden Joko Widodo.(gir/jpnn)