Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ini Alasan Pertamax Murah di Jabodetabek

Senin, 24 November 2014 – 05:11 WIB
Ini Alasan Pertamax Murah di Jabodetabek - JPNN.COM

jpnn.com - JAKARTA - Langkah pertamina untuk menurunkan harga bahan bakar khusus (BBK) jenis pertamax menjadi Rp 9.950 per liter menjadi sorotan. Pasalnya harga tersebut hanya berlaku di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) saja. Jadi, bagaimana dampak langkah yang diambil tersebut?

Media Manager PT Pertamina Adiatma Sardjito mengungkapkan, sebenarnya hal tersebut sebenarnya menjadi kebijakan reguler dari PT Pertamina. Setiap dua minggu sekali, pihaknya memang menyesuaikan harga jual Pertamax dengan beban-beban yang ada. Misalnya, harga minyak dunia dan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). 

"Yang perlu ditekankan adalah bahwa pertamax bukan produk PSO (Public Service Obligation). Jadi, memang harus ditentukan dengan hitungan bisnis. Kami tidak boleh jual rugi untuk produk ini. Kebetulan saja harga minyak dunia saat ini sedang turun besar," ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (23/11). 

Hal tersebut, lanjut dia, juga berlaku pada penentuan harga di setiap daerah. Menurutnya, harga di setiap wilayah memang ditentukan berbeda dengan beberapa pertimbangan. Mulai dari berapa harga bahan baku, biaya operasional, hingga biaya distribusi yang berlaku di daerah tersebut. 

"Kalau soal berapa sebenarnya harga kami, itu rahasia perusahaan. Karena produk ini bukan hanya kami yang menjual. Yang jelas, kami juga mengikuti mekanisme pasar yang ada agar bisa bersaing dengan kompetitor," terangnya.

Meski begitu, dia berharap masyarakat bisa menanggap situasi yang ada sebagai kesempatan untuk mengganti bahan bakar dari BBM bersubsidi menjadi BBK. Sebab, hal itu tak hanya menguntungkan pertamina namun juga menguntungkan negara. "Kalau terjadi pergeseran, tentu beban subsidi bisa berkurang," ujarnya.

Sementara itu, pengamat energi Marwan Batubara menganggap, kondisi yang ada kemungkinan besar bisa menyebabkan pergeseran. Hal tersebut tercermin dari realisasi konsumsi BBM bersubsidi di wilayah Jabodetabek cukup besar. Menurut data kementerian ESDM, Jabodetabek menyerap sebesar 15,81 persen dari total konsumsi nasional tahun lalu. 

"Saya rasa ada kemungkinan mengenai pergeseran itu. Apalagi, selisih harga antara premium dengan pertamax mencapai Rp 1.500 per liter. Masyarakat yang mempertimbangkan kualitas tentunya lebih memilih produk ini. Karena dengan harga yang lebih tinggi sedikit, konsumen bisa menempuh jarak yang lebih panjang dan menjaga mesin lebih baik," ungkapnya.

JAKARTA - Langkah pertamina untuk menurunkan harga bahan bakar khusus (BBK) jenis pertamax menjadi Rp 9.950 per liter menjadi sorotan. Pasalnya harga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News