Ini Komentar Walikota Bima Arya Usai Nobar 'Di Balik 98'
“Jadi belum selesai perubahan itu. Apa yang diusung sama mahasiswa dahulu, sekarang masih banyak terjadi. Korupsi masih di mana-mana, kolusi masih di mana-mana,” kata dia. Meski, sejumlah perubahan juga terjadi, demokrasi di Indonesia berubah secara drastis.
Menurutnya, perubahan yang ideal adalah kesejahteraan. “Kita lihat masih banyak PR yang belum tuntas. Film ini, mengingatkan kita seperti itu,” katanya.
Dia juga menyebut sosok Amien Rais sebagai tokoh reformasi pada saat itu juga kurang ditonjolkan.
“Saya lihat film ini berusaha untuk tidak menyakiti orang, menyinggung, dan menempatkan semua secara adil, tidak ada peran yang dilebih-lebihkan dan tidak ada peran yang dikecilkan,” ujarnya. Namun sayang, padahal banyak sekali fakta-fakta di balik itu.
“Yang mengalami masa-masa itu dapat masuk. Tapi bagi anak muda tidak sampai,” kata dia.
Politisi PAN itu bercerita, ketika terjadi kerusuhan 1998, dirinya sedang menyelesaikan pendidikan di Canberra, Australia. Saat itu setiap peristiwa yang terjadi di Indonesia dipantau melalui internet. “Melihat internet itu nangis karena di Jakarta rusuh luar biasa,” tuturnya.
Suami Yane Adrian ini menambahkan, setelah 17 tahun berselang, tantangan yang terjadi kini sudah berbeda. “Dulu menurunkan rezim otoriter, sekarang jangan-jangan otoriter itu ada di kita. Teman-teman mahasiswa juga sama-sama introspeksi diri,” ungkapnya. (ded/b)