Ini Manfaat dan Potensi Open Finance Bagi Pebisnis
jpnn.com, JAKARTA - Infrastruktur digital Indonesia masih memerlukan peningkatan lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Berdasarkan hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2021, hanya 44,13 persen penduduk dewasa yang memiliki rekening tabungan di bank.
Kurangnya akses ke layanan keuangan formal ini sangat kontras dibandingkan dengan meningkatnya penetrasi smartphone di Indonesia.
Tantangan untuk meningkatkan inklusi keuangan dan peluang potensial menjadi sorotan dalam laporan "Open Finance Deep Dive Report: Unlocking the Potential of Open Finance in Indonesia."
Laporan ini disiapkan oleh Katadata Insight Center bekerja sama dengan platform teknologi keuangan terbuka (open finance) Finantier yang membahas potensi dan dampak open finance bagi para regulator, end-users, dan bisnis.
Co-Founder dan Chief Operating Officer Finantier Edwin Kusuma mengatakan salah satu penyebab utama eksklusi keuangan ialah sulitnya lembaga untuk memperoleh data dan informasi dari calon nasabah untuk melakukan analisis kelayakan kredit atau verifikasi identitas.
"Dengan demikian, kami membutuhkan skema yang memungkinkan lembaga keuangan mengakses informasi pengguna dengan aman dan transparan sekaligus melindungi hak konsumen," ujar Edwin, pada press conference secara virtual, Kamis (17/11).
Edwin mengungkapkan Open finance merupakan ekosistem berbagi data yang memungkinkan pengguna untuk berbagi data keuangan mereka dengan pihak ketiga melalui application programming interface (API).