Ini Pesan Panglima untuk Komunitas Intelijen TNI
jpnn.com - JAKARTA - Penguatan kapabilitas intelijen TNI harus dijabarkan dalam berbagai azas baik stratejik, taktis maupun operasional bagi kebutuhan politik, ekonomi, sosial, budaya, militer dan pertahanan.
"Kata kuncinya adalah mari kita lakukan optimalisasi soliditas dan sinergitas serta membuang jauh-jauh ego sektoral pada komunitas intelijen TNI," kata Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memimpin upacara Serah Terima Jabatan Asisten Intelijen (Asintel) Panglima TNI dari Mayjen TNI (Mar) Achmad Faridz Washington kepada Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (14/7).
Panglima TNI menuturkan kondisi intelijen nasional saat ini masih memerlukan peningkatan kualitas yang mampu memberikan jaminan bagi keamanan negara. Karena kedepan masih sangat banyak masalah yang harus diselesaikan dan perlu dicermati serta disikapi dengan strategi intelijen.
“Perkembangan ancaman nyata berupa aksi-aksi terorisme tak lagi dapat dibantah, karena secara nyata terus menunjukkan pergerakan yang luar biasa masif dan menyebar di hampir semua belahan dunia, baik negara maju maupun negara berkembang,” tegas Panglima TNI.
Menurutnya, kejahatan-kejahatan transnasional seperti pembajakan, penyanderaan, perompakan kapal, penculikan manusia lintas negara, separatisme, radikalisme, yang semuanya mengindikasikan betapa ancaman terhadap masyarakat, bangsa dan negara bukan sekadar wacana dan omong kosong.
Ancaman nyata lainnya, menurut Jenderal Gatot yaitu masifnya peredaran narkoba yang sudah merambah hingga di desa-desa, yang bisa saja menjadi horor dan tragedi generasi bangsa, karena akan menghancurkan manusia dan peradabannya.
“Hal ini saya ingatkan kembali sekaligus sebagai penegasan akan pentingnya penguatan intelijen, mengingat sampai saat ini kita masih harus melakukan penguatan-penguatan Kapabilitas Intelijen TNI secara nyata,” tegas Panglima TNI.
Lebih lanjut, Panglima TNI menjelaskan, dalam perspektif pertahanan negara, perkembangan situasi akan mempengaruhi ketahanan nasional, sehingga harus segera dijawab dengan konsep dan operasi yang sungguh mampu menghadapi ancaman tersebut.
“Inilah salah satu bentuk nyata yang berulangkali saya ingatkan, dan kita tak boleh lengah sedikitpun karena di pundak kita ada tanggungjawab melindungi segenap tumpah darah Indonesia,” katanya.
Guna kepentingan tersebut, kata Panglima TNI, Intelijen atau sering disebut dengan secret service adalah bagian yang melekat dari fungsi pemerintahan yang penting.
Hal tersebut dihadapkan kepada tantangan keamanan nasional dan internasional di masa kini yang semakin kompleks. Karena itu, kata dia, perlu intelijen yang profesional. Namun tetap dalam koridor supremasi hukum negara demokrasi.
Dalam konteks tersebut, Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan bahwasanya TNI harus sungguh-sungguh memiliki informasi akurat setiap perkembangan situasi dalam lingkungan strategi, dimana Asisten Intelijen Panglima TNI memiliki peran, tugas dan fungsi yang sangat strategis.(fri/jpnn)