Ini Saran Chef William untuk Sajian Kenegaraan Istana
jpnn.com - JAKARTA- Chef ternama William Wongso diminta sekretariat kepresidenan memberikan sejumlah saran alternatif format sajian untuk acara kenegaraan di Istana Negara. Menurut pria keturunan Tionghoa itu, berbagai format bisa dipakai untuk Istana, mengingat kuliner Indonesia sangat bervariasi.
"Untuk sajian kenegaraan penyajiannya sama seragam dengan di barat, dimulai dari makanan pembuka, pertengahan dan makanan penutup. Tergantung format makanannya seperti apa," ujar William di kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (25/9).
Sebagai ahli kuliner yang sering memberi masukan di kedubes RI di beberapa negara, William mengatakan, sajian kenegaraan harus yang sederhana tapi mudah diterima di lidah setiap tamu kehormatan. Menurutnya, salah satu sajian yang paling gampang disajikan adalah asinan Jakarta.
"Tapi asinan Jakarta yang dibuat tidak biasa. Dielaborasi dengan kualitas lebih baik. Bisa di atasnya diberi udang yang wah, atau diberi lobster segar di atasnya. Atau gorengan kepiting soka misalnya,"
papar pemilik sejumlah restoran ternama tersebut.
Untuk sajian sup, tuturnya, bisa dengan kuliner populer Indonesia seperti soto ayam, atau masakan khas Gorontalo, binte biluhuta. Binte adalah jenis masakan yang terbuat dari jagung manis yang dipipil, udang kupas, serta kelapa parut. Bisa juga, imbuhnya, sup ikan pindang serani yang dikenal di wilayah Sumatera dan Jawa.
"Supnya juga penting dalam format sajian kenegaraan," imbuhnya.
Untuk makanan utama, tuturnya, harus berbentuk tumpeng sebagai simbol Indonesia. Lauknya, kata dia, bisa berupa variasi masakan nusantar dan modern. Contohnya, steak tapi dengan saus rendang. Selain itu, bis juga ikan kare maupun ikan dengan bumbu dabu-dabu yang segar.
"Terpenting harus juga sesuai dengan selera dan mengedepankan kuliner Indonesia. Ini kan jamuan negara, jadi kita harus punya pakemnya," tandas William. (flo/jpnn)