Ini yang harus Dilakukan Agar Anak Tak Jadi Korban Penculikan!
jpnn.com - JAKARTA - Aktivis anak Seto Mulyadi mengaku sangat perihatin lantaran hingga saat ini masih terdapat kasus penculikan anak di bawah umur. Penculikan yang menimpa Sintya Hermawan alias Tia, 6, di PGC Cililitan Sabtu (18/7) lalu membuat Kak Seto, sapaan karib Seto Mulyadi, menyampaikan pesan kepada seluruh orang tua.
"Ini kan terjadi di keadaan ramai ya. Perhatian orang tua sangat diperlukan, apalagi dalam keadaan mereka bekerja. Anak itu perlu penjagaan khusus, tidak boleh lengah membiarkan anak pergi sendiri," kata Kak Seto saat dihubungi JPNN.com, Selasa (21/7) sore.
Psikolog anak ini pun kembali mengiingatkan orang tua agar mengajarkan anak-anak mereka untuk memiliki pengetahuan ketika bertemu orang asing.
"Hal ini terjadi mungkin karena si pelaku ingin punya anak, atau juga ingin melakukan pemerasan. Tapi, paling bahaya kalau motifnya dendam. Karena anaklah yang akan menjadi korban. Maka dari itu, ini diperlukan simulasi terhadap anak dari RT/RW dan sekolah juga," kata Kak Seto.
Kak Seto mengatakan pernah melihat salah satu sekolah mengadakan simulasi untuk hal tersebut. Kata dia, guru juga memiliki peran untuk mengajarkan anak agar mereka tidak menjadi korban penculikan.
"Di sekolah mereka diajarkan untuk pulang bareng-bareng, tidak boleh sendiri. Anak-anak juga diajarkan untuk teriak minta tolong saat ada orang asing memaksa mereka untuk pergi bersama. Teriak lebih kencang, meminta tolong juga menjadi cara untuk bebas dari penculikan," papar Kak Seto.
Di samping itu, peran kepala RT/RW tak lain adalah penyuluhan untuk para orang tua. Menurut Kak Seto, tidak sedikit orang tua tidak memiliki pengetahuan dalam mendidik anak terkait hal penculikan.
"Penyuluhan bagi para orang tua juga sangat diperlukan. Sebaiknya itu dilakukan simulasi di lingkungan tempat mereka tinggal yang dapat dilakukan RT/RW setempat," tegasnya. (mg3/jpnn)