Inilah Curhatan para Honorer K2
jpnn.com - JAKARTA--Beragam tanggapan muncul atas rencana Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi untuk melakukan tes CPNS lagi bagi honorer kategori dua (K2) yang gagal tes November 2013.
Menurut Ketua Dewan Pembina Forum Honorer Indonesia (FHI) Hasbi, banyak tanggapan bermunculan dari honorer K2 di media sosial. Kebanyakan adalah protes terhadap rencana MenPAN-RB yang dinilai tidak manusiawi.
Seperti yang diposting Toni Hardi. "Katanya Gajinya Rp 300 ribu per bulan ditunggak selama tiga bulan...hadeuh nasib guru honorer...Tapi tetep di depan murid ∂άn wali murid selau tersenyum serasa gak ada masalah...tapi di hati mah menangis menjerit.."
Ada juga postingan atas nama Firman Hermawan. "Tiada kata yg akan menjadi harapan kecuali tindakan yg menjadi usahanya... kami para honorer abdi negara meminta agar bapak mengangkat status kami dari abdi negara honorer menjadi abdi negara seutuhnya.. karena hanya melalui itu kami akan tenang saat mengabdi karena tidak cemas saat anak istri kami kelaparan."
"Kami yakin meskipun mustahil bagi kami bertatap muka dengan bapak. Tapi dengan penuh kepercayaan kami titipkan harapan tersebut kepada orang-orang merasa iba melihat kondisi ekonomi kami... sungguh kami ingin mengabdi tanpa ada kecemasan," lanjutnya lagi.
#PNS HARGA MATI#"
Hendra Gembes memberikan komentar : "pak menpan dan pak presiden yang terhormat, saya ikhlas mengabdi pada bangsa dan negara dengan mendidik anak-anak bangsa untuk menjadi generasi penerus yang handal, walaupun honor yang kami terima belum bisa untuk mencukupi kehidupan keluarga, sudilah kiranya bapak menpan dan bapak presiden memperhatikan nasib kami, saya yakin bapak bapak mempunyai hati yang mulia, kami berharap dan memohon supaya honorer K2 diangkat PNS dengan mengacu kebijakan yang telah ada, dan jangan DI TES LAGI, karena permasalahan pasti akan terjadi lagi, untuk itu saya berharap pada bapak-bapak sudilah kiranya kami di angkat dengan berdasar rasa kemanusiaan, saya tahu mungkin permintaan ini terlalu memaksakan kehendak, tetapi rasa keadilan yang kami inginkan. karena dalam hati kami tetap akan mengabdi pada negara dan mencerdaskan anak bangsa dengan berpegang teguh semboyan pendahulu kami : ING NGARSO SUNG TULODO, ING MADYO MANGUN KARSO, TUT WURI HANDAYANI."
Sementara NhaNnu SweetLove menulis kata-katanya lebih menyejukkan :
اللَّهÙمَّ لاَ سَهْلَ Ø¥Ùلاَّ مَا جَعَلْتَه٠سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَل٠الØَزْنَ Ø¥Ùذَا Ø´Ùئْتَ سَهْلاً
“Allahumma laa sahla illa maa ja’altahu sahlaa, wa anta taj’alul hazna idza syi’ta sahlaa”