Inilah Enam Binatang yang Terancam Punah di Asia - Pasifik
Numbat ini panjangnya hanya 27 cm dan biasanya ditemukan di Australia Barat, di daerah yang sekarang sudah dilindungi. Dulunya mereka biasa ditemukan di banyak wilayah Australia Selatan, namun sekarang hanya tinggal ada di beberapa koloni saja dan masuk dalam daftar binatang yang harus dlindungi.
Musuh utama mereka adalah serigala dan kucing, dan juga dari alam seperti kebakaran semak-semak dan berkurangnya habitat alam. Pengembalian mereka ke habitat tanpa serigala dimulai di tahun 1980, dan sejauh ini berhasil meningkatkan populasi. Numbat atau dikenal juga dengan nama Walpurti hanya makan serangga. Numbat dewasa bisa memakan sekitar 20 ribu serangga setiap harinya.
Ada 15 jenis kanguru pohon ini yang biasanya beranak di atas pohon selama musim hujan, beranak satu per tahun. Bayi kanguru ini akan menghabiskan 275 hari di kantung induknya, disusul dengan masa menyusui selama 240 hari, salah satu masa terpanjang dalam masa pendewasaan. Hanya sedikit sekali kanguru pohon yang tinggal di daerah yang dilindungi sehingga perburuan, predator dan turunnya kualitas habitan membahayakan keberadaan mereka.
Semula binatang ini diduga sudah punah karena sudah tidak terlihat sejak tahun 1920-an. Namun binatang yang beratnya hanya 60 gram tersebut baru-baru ini ditemukan di hutan Sulawesi, mengakhiri perburuan yang sudah dilakukan selama delapan tahun untuk mencari mereka. Dua jantan dan satu betina secara tidak sengaja ditemukan ketika dipasang jebakan untuk tikus. Yang keempat ditangkap namun lepas lagi. Sekarang semuanya dipasang chip pemantau, sehingga para peneliti bisa mengikuti jejak mereka.
Panda merah sedikit lebih besar dari kucing dan membuat suara seperti siulan untuk berkomunikasi. Sama seperti panda besar yang biasa kita kenal, panda merah ini hanya menyantap daun bambu. Ada panda merah yang hidup sampai 15 tahun, namun rerata usianya adalah antara 8-10 tahun. Populasinya semakin berkurang, dan ancamannya antara lain karena perburuan, kehilangan habitat, dan susahnya mereka berkembang biak. Di China, panda merah diburu untuk bulunya, yang dibuat untuk menjadi topi yang harganya mahal.
Australia has launched its first threatened species strategy in an effort to address the thousands of plant and animal species currently at risk.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
JPNN VIDEO
-
Begini Pesan Jokowi di HUT ke-79 TNI
-
Refly Harun Singgung Konspirasi, Persahabatan TNI-Polri | Reaction JPNN
-
Kubu Vadel Badjideh Tuding Balik Nikita Mirzani Soal Penelantaran Anak
-
Sidang Sengketa Tanah Pramuka Ujung, Penasihat Hukum Yakin Terdakwa Tidak Bersalah
-
Meha Rilis Extended Play Cinta Tak Pernah Salah
- ABC Indonesia
Satu Lagi Sekolah di Australia Menutup Program Studi Bahasa Indonesia
Jumat, 04 Oktober 2024 – 22:54 WIB - ABC Indonesia
Dunia Hari Ini: Bom Amerika dari Era Perang Dunia II Meledak di Jepang
Kamis, 03 Oktober 2024 – 23:58 WIB - ABC Indonesia
Dunia Hari Ini: Perdana Menteri Jepang Baru Akan Menggelar Pemilu Dadakan
Selasa, 01 Oktober 2024 – 23:49 WIB - ABC Indonesia
Dunia Hari Ini: Israel Serang Yaman, Menyebut Menargetkan Kelompok Houthi
Senin, 30 September 2024 – 23:44 WIB
- Hukum
Sst, KPK Gelar OTT di Kalsel, Siapa yang Diangkut?
Minggu, 06 Oktober 2024 – 21:22 WIB - Humaniora
Pascakecelakaan Maut, Kapolres Boyolali AKBP Muhammad Yoga Meninggal Dunia di RS Telogorejo Semarang
Minggu, 06 Oktober 2024 – 21:58 WIB - Timur Tengah
Militer Israel Dipermalukan Hizbullah 2 Kali dalam Sehari, Kocar Kacir
Minggu, 06 Oktober 2024 – 23:01 WIB - Jateng Terkini
Pasca-Kecelakaan Maut, Kapolres Boyolali Meninggal Dunia di RS Telogorejo Semarang
Minggu, 06 Oktober 2024 – 22:02 WIB - Hukum
Ditjen HAM Dorong Peran Satpol PP Dalam Menjaga Ketertiban Daerah.
Minggu, 06 Oktober 2024 – 21:04 WIB