Inilah Kecamatan Paling Parah Akibat Guncangan Gempa
Kondisi itu pula yang memaksa BPBD Ciamis melarang Aco dan keluarga tinggal di rumah. Mereka khawatir atap yang masih berdiri ikut ambruk.
Alhasil, mau tidak mau dia mesti ikut mengungsi. Untuk sementara Aco bersama keluarga tidur di Masjid Al Hidayah.
Selain paling dekat dengan rumah, masjid tersebut dijadikan BPBD Ciamis sebagai posko pengungsian. Di sana ada dapur umum dan pos pelayanan kesehatan. Pusat logistik dan tempat penerimaan bantuan juga ada di lokasi itu.
Ketika Jawa Pos menyambangi Kecamatan Pamarican Minggu siang (17/12), selintas memang tidak tampak ada kerusakan bangunan. Di sisi kiri maupun kanan jalan menuju Dusun Ciparakan, misalnya, tidak tampak bangunan rusak.
Tapi, pemandangan langsung berubah begitu masuk gang dan permukiman warga. Bukan hanya rusak, yang terlihat adalah rumah-rumah ambruk. Bahkan, ada yang sudah dikelilingi garis polisi dan tidak boleh disentuh sama sekali.
Rumah tersebut tidak lain adalah milik Irin Ridwanto, warga berusia 51 tahun yang saat ini terpaksa menumpang di rumah orang tuanya.
Bagaimana tidak, pascagempa, dia dan keluarga hanya sekali diizinkan keluar masuk rumah. Yakni untuk menyelamatkan surat dan barang berharga. Alasannya tidak lain demi keselamatan. ”Alhamdulillah sudah semua,” katanya.
Maklum, satu kali guncangan lagi, rumah Irin bisa jadi sudah rata dengan tanah. Bayangkan bila ada orang di dalamnya.