Inilah Wajah-wajah Pembantai Salim Kancil, yang Bodinya Paling Kecil Jarinya Penuh Akik
jpnn.com - LUMAJANG - Kepala Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Haryono, punya "pasukan khusus" yang terdiri 12 orang, yang dikenal dengan sebutan Tim 12. Tugas tim ini meneror warga yang menentang penambangan pasir.
Bahkan, sejak adanya surat yang ditujukan kepada Kades itu, warga semakin sering mendapatkan teror. Warga mengatakan, teror itu dilakukan orang-orang dekat Kades yang biasa disebut Tim 12.
Tim itulah yang mencari dan mengancam orang-orang yang ikut tanda tangan penolakan penambangan pasir, yang dikirim ke sejumlah LSM di Jakarta.
Abdul Hamid, rekan seperjuangan Salim dan Tosan cerita ancaman tersebut membuat nyali sejumlah warga menciut. "Mereka takut karena orang-orang itu kan dekat dengan Kades," kata Iksan, warga lain di Desa Selok Awar-Awar.
Tim 12 itu yang menciduk Salim dan Tosan dari rumahnya. Salim diciduk Tim 12 saat hendak keluar rumah. Sementara itu, Tosan dikejar ketika menyebarkan selebaran penentangan penambangan liar kepada sopir truk yang melintas di depan rumahnya.
Penganiayaan secara keji dilakukan secara terbuka terhadap keduanya. Salim dibawa ke balai desa yang berjarak sekitar 2 kilometer dari rumahnya.
Di sana, dia disiksa beraneka cara. Mulai dihantam dengan benda tajam dan tumpul hingga disetrum di joglo pendapa.
Salim menjadi incaran utama karena dianggap salah seorang motor pergerakan perlawanan tambang. Bahkan, Jumat malam (25/9) sebelum kejadian, dia mengadakan pertemuan di rumahnya untuk membahas persiapan mendemo sopir-sopir truk tambang.