Inspirasi Tanpa Henti Dari Atlet Berprestasi Indonesia Stephanie Handojo
Kini, ia-pun mengembangkan sayap ke cabang olahraga lain, yakni bowling. Tahun lalu, Fani membawa pulang medali emas dan perak di Kejuaraan Bowling Asia Ten Pin Manila.
Patahkan stigma
Sebagai perempuan dengan kebutuhan khusus, Fani mengaku pernah mendapat perlakuan buruk dari rekan sebayanya. Ia sempat diremehkan dan diejek karena kondisinya.
"Waktu di sekolah umum, ada yang mengolok-olok dan bully Fani. Dengan kata-kata yang tidak sopan. Akhirnya dikasih tahu sama guru saya kalau Fani itu atlet berprestasi," ujar atlet down syndrome yang sempat bersekolah di jurusan pariwisata ini.
Atas pengalamannya sebagai atlet down syndrome dan kegigihannya mengejar prestasi, Fani didaulat sebagai International Global Messenger atau Duta Penyampai Pesan inklusi dan respek terhadap anak-anak tunagrahita di seluruh dunia oleh organisasi Special Olympics International.
Bagi Yusnita, upayanya untuk selalu memotivasi Fani ditujukan demi kepentingan sang putri sendiri. Apalagi mengingat stigma masyarakat mengenai penyandang disabilitas.
"Harapan saya pada Fani bisa hidup senang dan mandiri secara finansial dan sukses. Bisa memberi motivasi pada teman-temannya seperti Fani. Supaya tambah banyak anak-anak down syndrome yang mandiri dan berprestasi dan akhirnya bisa merubah stigma di masyarakat."
Ikuti berita lain di situs ABC Indonesia.