Invasi ke Ukraina Menyengsarakan Warga Rusia, Stok Bir Sangat Suram
jpnn.com - Keputusan Presiden Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu membuat banyak warga Rusia kesulitan mengakses berbagai macam kenikmatan duniawi yang sebelumnya begitu mudah mereka dapatkan. Salah satunya adalah minuman keras impor, terutama bir.
"Maaf, itu botol bir Ceko terakhir yang kami punya," kata seorang pelayan di sebuah restoran di Moskow, sebulan setelah Rusia mengirim pasukannya ke Ukraina dan Barat menjatuhkan beragam sanksi.
Lebih dari 100 hari kemudian, minuman keras impor masih tersedia di pub-pub Moskow, tetapi stoknya mulai menipis.
"Beberapa pub menimbun banyak stok ketika semuanya mulai. Namun, setahu saya, belum ada pengiriman baru yang dipesan dan dipenuhi setelah 24 Februari," kata Alexander Skripkin, pengelola dua bar di Moskow.
Banyak perusahaan asing telah meninggalkan Rusia dan perdagangan lewat laut anjlok. Kondisi itu menekan ekonomi dan memengaruhi kebiasaan orang Rusia yang terbiasa mengonsumsi minuman alkohol impor yang mahal.
"Situasi bir sangat suram," kata Anton, pakar TI 36 tahun yang bekerja di sebuah organisasi keuangan pemerintah di Moskow.
"Tidak usah menyebut Paulaner, Pilsner Urquell dan bir-bir enak lainnya, saya sama sekali tak yakin jika bir Rusia terus tersedia. Masalahnya bukan cuma impor bir, tapi juga impor hop," kata dia.
Hop adalah sebutan bagi bunga berbentuk kerucut dari tanaman hop (Humulus lupulus) yang dipakai dalam pembuatan bir untuk menambah cita rasa.