IPO Tingkatkan Daya Saing Pertamina Geothermal Energy
“Misal kalau posisi sekarang untuk mengembangkan 100 MW, maka dibutuhkan USD500 juta. Artinya, dengan masuknya dana lewat IPO, PGE bisa ekspansi lebih kuat,” urai Abadi.
Dengan begitu, melalui IPO, PGE bisa lebih fokus mandiri, meski 70 persen masih dipegang Pertamina. Tetapi setidaknya, lebih lincah dari sisi pendanaan.
Memang, sebelumnya PGE bisa saja memperoleh dari lembaga pinjaman, misal Worldbank dengan bunga murah.
Tetapi perlu diingat, bahwa perusahaan wajib membayar pinjaman setiap tahun.
“Ini yang berbeda dengan IPO. Karena melalui IPO, untung atau rugi bisa di-share ke pemegang saham,” jelasnya.
Di sisi lain, Abadi sepakat bahwa IPO PGE juga mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) paling lambat 2060.
Pasalnya, geothermal memang menjadi backbone dalam upaya mendukung dekarbonisasi.
“Geothermal dan hydro paling sustain dengan energi baru terbarukan. Efektivitas panas bumi bisa mencapai 90-100 persen. Sementara, photoponic yang hanya sekitar 17 persen,” serunya.(chi/jpnn)