IPW Minta Dirtipikor Polri Dioptimalisasi
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, Direktorat Tindak Pidana Korupsi (Dirtipikor) Polri perlu dimaksimalkan untuk memberantas kasus-kasus korupsi di internal Polri. Selama ini kata Neta, Dirtipikor Polri terkesan alergi dengan kasus-kasus korupsi di internal Polri, padahal di lingkungan Polri berkembang pesat mafia proyek, mafia jabatan, mafia pendidikan, pungutan liar, setor menyetor, suap, dan gratifikasi lainnya.
"Ketimbang membentuk Densus Antikorupsi lebih baik Polri memaksimalkan yang sudah ada, yakni Dirtipikor. Jika Polri memang serius ingin memberantas korupsi di internalnya, Dirtipikor bisa diarahkan menuntaskan kasus korupsi TNKB yang diduga melibatkan sejumlah jenderal atau kasus aliran dana Labora Sitorus atau kasus Gayus Tambunan," kata Neta S Pane, Sabtu (20/10).
IPW menilai, tantangan terberat calon Kapolri Sutarman adalah membenahi internal kepolisian yang selama ini dikoptasi mafia proyek, mafia jabatan, dan mafia pendidikan. Selain itu budaya pungli dan korup yang mencengkram polri juga menjadi tantangan berat.
"Saat uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III, Sutarman berjanji akan memberantas KKN di internal Polri. Jika Sutarman konsisten dengan janjinya, Tipikor Polri harus diarahkan Sutarman untuk memprioritaskan pengungkapan kasus-kasus korupsi di internal Polri, sehingga Tipikor tidak sekadar menangani kasus-kasus korupsi yang berskala ecek-ecek, seperti selama ini," ujar Neta S Pane.
Jika Sutarman konsisten dengan janjinya, dalam dua bulan ke depan Sutarman harus mampu memproses dan menuntaskan kasus dugaan korupsi proyek TNKB. "Jika kasus-kasus itu ditangani Sutarman dengan serius, publik akan percaya dan angkat topi dengan Sutarman. Tapi jika kasus-kasus tersebut tetap dipetieskan, janji-janji di Komisi III itu hanya sekadar janji manis yang gombal yang membuat publik tidak akan percaya pada Polri maupun Sutarman," imbuh Neta S Pane. (fas/jpnn)