Irjen Dedi Bilang Begini Soal Fenomena Akibat Kenaikan Harga BBM
Sementara itu, Yustinus Prastowo selaku staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut subsidi BBM naik tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
"APBN menganggarkan Rp 152,5 triliun, tetapi realisasi Rp 502,4 triliun, naik Rp 349,9 triliun," ucapnya.
Menurut Prastowo subsidi Rp 502,4 triliun itu tidak tepat sasaran, karena dinikmati dunia usaha (85 persen lebih untuk solar dan pertalite), rumah tangga mampu dan tidak lebih 5 persen oleh masyarakat miskin.
Padahal, lanjut Prastowo, besarnya subsidi itu setara untuk membangun 3.333 rumah sakit tipe menengah, 3.501 ruas tol baru, 227.886 sekolah dasar dan 41.666 puskesmas.
"Karena itu, kebijakan penyesuaian harga BBM diperlukan untuk menurunkan beban tambahan subsidi dan kompensasi, serta pengalihan subsidi yang lebih tepat sasaran dan adil," katanya.
Prastowo lantas meminta Polri untuk membantu mengawasi agar pemberian subsidi energi bisa tepat sasaran, termasuk dalam penyaluran program bantuan sosial.
Menanggapi hal itu Dirtipidter Bareskrim Polri Brigjen Pol. Pipit Rismanto mengatakan Polri siap membantu.
"Polri dapat membantu edukasi, pengawalan bansos agar tepat sasaran dan melakukan penegakan hukum bila ada penyimpangan terhadap proses-proses," katanya.