Irjen Istiono Sebut Sopir Bus Sriwijaya yang Nahas Itu Tidak Punya SIM
jpnn.com, PAGARALAM - Kakorlantas Polri Irjen Istiono mengungkapkan beberapa penyebab kecelakaan bus Sriwijaya di Pagaralam Sumatera Selatan, Senin (23/12) lalu.
Pertama, kontrol dari Perusahaan Otobus Sriwijaya lemah. Melalui siaran pers yang dilansir Antara, Istiono menyebutkan PO bus mengalihkan/menugaskan sopir ke jalur lain. Kemudian kapasitas tempat duduk sesuai perizinan untuk 25 seat, tetapi dipaksakan untuk 48 seat.
Selain itu, manajemen kontrol yang lemah atau membiarkan busnya dioperasionalkan tidak sesuai dengan standar keselamatan. Berdasarkan penyelidikan, kata Istiono, bus tersebut sebetulnya tidak layak jalan.
Kedua, lanjut dia, faktor kendaraan. Bus buatan tahun 1999 sudah dioperasionalkan selama 20 tahun. Kondisinya tidak terkontrol. Terjadi rem blong saat dioperasionalkan menunjukkan standar keamanan bus tidak terpenuhi atau kondisi tidak layak operasional.
"Ban belakang aus sehingga tidak berfungsi sebagai penahan saat dilakukan pengereman atau menyebabkan kendaraan meluncur los," katanya.
Hal tersebut diperparah oleh ruas jalan yang berliku tanpa dilengkapi rambu-rambu dan pengaman pembatas jalan.
"Faktor lain adalah faktor manusia. (Sopir) tidak memiliki SIM sehingga menunjukkan pengemudi tidak profesional. Tidak terbiasa melewati jalur tersebut. Saat menghadapi masalah, menjadi gugup dan tidak mampu mengatasi situasi yang berdampak los, tidak ada pengereman atau upaya penyelamatan darurat," katanya.
Polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dengan mengkaji faktor penyebab kecelakaan dengan memberdayakan teknologi dan melibatkan para pakar untuk mendukung proses projustitia atau penyidikan.