Israel-Palestina Pernah Usul Tukar Warga
Kesepakatan yang Dibocorkan Al JazeeraRabu, 26 Januari 2011 – 21:18 WIB
Qorei menegaskan bahwa keseimbangan yang sudah ada di sepanjang Green Line (Jalur Hijau), batas Israel dan Palestina sesuai gencatan senjata 1949, juga akan terganggu. "Warga Arab yang tinggal di kota-kota Israel memegang paspor dan kartu identitas Israel. Mereka juga membayar pajak kepada Israel. Bahkan, mereka telah menganggap diri mereka warga negara Israel, meski sering mendapatkan perlakuan diskriminatif," paparnya.
Karena itu, lanjut Qorei, Palestina tidak akan pernah menerima usul Israel tersebut. Apalagi, warga Arab yang tinggal di Israel pun tidak bersedia bergabung dengan Palestina. Hampir seluruh warga Barta"a, Baka al-Garbiyeh, dan Beit Safafa menolak diserahkan ke Palestina dan menjadi bagian dari negara tersebut. Mereka lebih memilih tetap bersatu dengan Israel, meski harus menghadapi banyak tekanan.
"Semua ini (pertukaran wilayah) tidak akan pernah terjadi. Terlalu sulit diwujudkan. Seluruh warga Arab di Israel pun tidak akan pernah sejalan dengan kami," papar Qorei saat itu, seperti dilansir harian Israel Haaretz. Tapi, Livni bergeming. Hingga di pengujung jabatannya sebagai Menlu, dia tetap menginginkan pertukaran tersebut. Jika tidak bisa terwujud di Jalur Hijau, dia ingin mewujudkannya di titik lain perbatasan dua negara itu. (hep/c6/dos/ito/jpnn)