Istana Tak Tanggapi Serius Teror di KJRI Sydney
jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah Indonesia sama sekali tidak terganggu dengan aksi teror kecil yang terjadi di Konsulat Jenderal RI di Sydney, Selasa (3/3) pagi ini.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Pratikno menyatakan tidak ada respons berlebihan dari Presiden Joko Widodo atas aksi tersebut. Jokowi disebutnya sudah mendapat laporan aksi teror itu dari Badan Intelijen Negara (BIN).
“Respons beliau (Jokowi), respons yang terukur untuk jaga hubungan baik antar dua bangsa. Pondasi yang sudah kuat harus dikuatkan. Sesuatu yang tidak perlu direspons, kita tidak perlu paranoid, presiden tidak terlampau berlebihan. Biasalah insiden kecil tidak perlu dipikirkan terlalu serius,” ujar Pratikno di kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, (3/3).
Teror pelemparan beberapa balon berisi cat merah di halaman KJRI ini kebetulan terjadi jelang eksekusi mati dua Bali Nine gembong narkoba asal Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.
Namun pemerintah Indonesia, kata Pratikno, tidak ingin berspekulasi atas kejadian itu. Ia menyatakan presiden tetap mengedepankan hubungan baik antara Indonesia dan Negeri Kanguru tersebut.
Indonesia dan Australia, kata dia, tetap bersahabat. Kerjasama dua negara juga bukan hanya hubungan antarpemerintah melainkan juga antarbisnis.
“Hubungan Indonesia dan Australia bukan lagi hubungan antarpemerintah, antar bisnis tapi juga hubungan antarmasyarakat. Pondasi sudah kuat, jangan sampai insiden kecil mengganggu yang sudah kuat, presiden yakin itu tidak akan terjadi,” tegasnya.
Menurut Pratikno setelah aksi teror kecil itu, pengamanan terhadap KJRI di Sydney tetap berjalan seperti biasa. Pemerintah setempat, kata Pratikno, juga memberikan pengamanan terhadap KJRI tersebut.