Istri Meninggal, Tukang Becak Berhati Mulia itu Nyaris Putus Asa
Meski sudah disarankan untuk beristiharat, Pak Dul tetap mondar-mandir. Dia menyerahkan sepucuk surat untuk Wali Kota Tri Rismaharini kepada Wahyuni dan Agus Solihin, staf ketua RT 4, yang diminta keluarga membantu mendampingi Pak Dul setelah tenar.
Tulisan tangannya tersaji dalam ejaan lama. Itu pun hanya beberapa kalimat. ”Ini belum selesai karena saya sakit, tulung sampaikan ke Bu Risma,” ujar Pak Dul kepada anaknya. Tertulis nama Risma menjadi Tri Risma Handayani.
Dalam suratnya, Pak Dul mengaku sangat sungkan dan malu pada Risma. Orang nomor satu di Surabaya mau bertemu dengannya. Dia menyampaikan rasa terima kasihnya atas pertemuannya dengan Risma dan berharap bisa berjumpa lagi. Dia juga merasa apa yang dilakukannya tidak boleh membuatnya berbangga diri.
”Kalau dibilang bangga, ya saya tidak bangga. Saya tidak mau disebut pahlawan. Demi Allah kulo ikhlas, wani sumpah. Opo onone kula omongaken,” ujar penggemar ceramah Mama Dedeh itu. Dia mengaku hanya bersikap apa adanya dan sesuai dengan keinginannya.
Pak Dul menyatakan tidak bermaksud menolak pekerjaan yang diberikan Pemkot Surabaya. Namun, dia merasa tidak cocok menjadi seorang pegawai. ”Tapi, kalau bekerja memantau dan melihat jalan yang harus dibenerin lalu laporan, saya sanggup bekerja begitu,” ucapnya. (aya/c7/oni)