Iswandi Syahputra: Pancasila Rumah Bagi Beragam Busana Nusantara
jpnn.com, JAKARTA - Sebagai dasar negara, Pancasila bagi bangsa Indonesia bukan saja berguna mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara, tetapi juga dapat dimaknai sebagai pedoman dan prinsip dasar dalam kehidupan.
Di dalamnya dapat digunakan sebagai dasar pengakuan ragam busana nusantara di Indonesia, terutama dalam setiap upacara penyelenggaraan formal negara seperti upacara negara memperingati HUT Republik Indonesia.
“Pancasila itu juga rumah bagi ragam busana nusantara di Indonesia. Sebab secara kultural, Pancasila memang refleksi budaya bangsa yang beragam, termasuk refleksi budaya dan busananya. Merayakan HUT RI dengan mengenakan busana daerah misalnya, bisa menjadi bentuk refleksi formal karagaman busana nusantara,” ujar Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Iswandi Syahputra pada Kamis (15/8).
Menurut Iswandi, Indonesia memang ditakdirkan beragam karena itu perlu persatuan sehingga tantangan keberagamaan itu adalah persatuan. Sebab, perpecahan terjadi karena keragaman.
“Indonesia yang sudah ditakdirkan beragam ini, jangan lagi dipaksa untuk seragam. Jika keragaman itu bentuk sikap Pancasilais, maka dapat dikatakan keseragaman bentuk sikap tidak Pancasilais. Sebab paksaan untuk keseragaman dapat menekan keragaman, sehingga justru dapat memecah belah persatuan," urainya.
Saat ditanya bagaimana dengan sejumlah anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang melepaskan jilbab, Iswandi menjelaskan, Paskibraka itu memang awalnya seragam (uniform).
Dia mengatakan Paskibraka adalah pasukan yang memang harus seragam, apalagi dalam upacara resmi kenegaraan.
“Pakaian dan semua atribut harus seragam, gerakannya seragam, bahkan tinggi badanya juga sedapat mungkin dibuat seragam. Namun demikian, saat keseragaman itu bertemu dengan keyakinan agama, di sini perlu dibuka ruang negosiasi dan ruang kompromi yang saling mengakomodasi, tetapi tetap dalam margin toleransi seragam,” ujar Iswandi.