Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ivan Mbatik Habibie, Ayung Pilih 'Enak Jamanku To'

Sabtu, 09 Agustus 2014 – 08:43 WIB
Ivan Mbatik Habibie, Ayung Pilih 'Enak Jamanku To' - JPNN.COM
PROYEK ISTANA: Ivan Hariyanto di depan lukisan B.J. Habibie yang sudah jadi. Foto: Robby L for Jawa Pos

Robby mengaku masih sering terkesima melihat sosok Megawati dalam lukisannya. Kharisma dalam diri Mega membuatnya selalu senang melukis ibunda politikus Puan Maharani itu.

’’Thanks God, saya bisa mentransformasikan kharisma beliau dalam lukisan saya,’’ ujarnya lega.

Lain halnya dengan pelukis Ayung alias Lim Hui Yung, yang kebagian melukis Presiden Soeharto. Pernah mencicipi zaman Orde Baru membuat dia tak kesulitan untuk menggambarkan sosok Soeharto di kanvas. Ide-ide komposisi untuk mengenalkan pribadi presiden kedua itu pun dengan mudah dia peroleh.

’’Sebagai bapak pembangunan, sosok Pak Harto lekat dengan gedung-gedung bertingkat sebagai latar. Juga suasana panen padi untuk menggambarkan swasembada pangan. Dan, tak lupa pada masa-masa perjuangan membantu Jenderal Soedirman. Kira-kira seperti itu,’’ papar Ayung.

Bagian tersulit saat mentransformasi sosok Pak Harto dalam kanvas ialah mencari foto utama yang pas. Setelah beberapa lama menyelami dunia maya dan beberapa koleksi foto Soeharto, pria kelahiran 52 tahun silam itu akhirnya memutuskan untuk menggunakan foto Soeharto yang sering muncul menjadi meme.

’’Saya pilih foto Pak Harto yang ’enak jamanku to’. Beliau melambaikan tangan, kesannya lebih dekat dengan rakyat,’’ ungkapnya.

Ayung mengatakan perlu tujuh bulan untuk menyelesaikan lukisan berukuran 3 x 1,5 meter persegi itu. Dia harus mengumpulkan mood setiap akan menyelesaikan garapannya. Apalagi, dia juga harus merampungkan order lukisan yang lain.

’’Belum lagi ada perubahan-perubahan mendadak yang diminta pihak istana. Di satu sisi ini memang tantangan. Tapi, di sisi lain harus di-setting ulang. Diatur lagi balance-nya, lumayanlah,’’ ujarnya.

Semua berawal tatkala Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertandang ke Istana Kepresidenan Jogjakarta. Di istana yang juga disebut Gedung Agung itu tersimpan aneka karya seniman-seniman top tanah air.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News