Ivan Mbatik Habibie, Ayung Pilih 'Enak Jamanku To'
Lukisan gede itu dirampungkan Ivan tiga pekan. Itu pun dia merasa santai sekali, tidak terburu-buru. ’’Saya punya banyak waktu mbatik,’’ kata mantan ketua presidium Dewan Kesenian Surabaya itu.
Soal deadline, Ivan relatif tidak punya masalah. Sebab, dia memang tipe pelukis yang karyanya tidak bergantung mood. Baginya, kalau tidak melukis, dia tidak bakal punya karya. Dan kalau tidak punya karya, dia nggak makan. ’’Apalagi, ini berkarya untuk negara,’’ kata Ivan.
Kharisma Bu Mega
Meski telah beberapa kali melukis Megawati Soekarnoputri, Robby Lulianto mengaku masih sedikit kesulitan mengerjakan proyek kepresidenan tersebut. Hal itu disebabkan pihak istana secara khusus meminta pose lukisan Megawati berbeda dari yang sebelumnya. Sementara itu, referensi foto presiden kelima yang diberikan pihak istana terbatas.
Setelah beberapa kali mencari referensi, pelukis kelahiran Jakarta yang memulai karir melukis 34 tahun silam itu akhirnya berhasil menemukan pose Megawati yang pas. Pose tersebut diperoleh dari kumpulan foto pidato kenegaraan Mega. Di foto itu Mega tersenyum dan melambaikan tangan kepada hadirin.
Sayangnya, foto itu memiliki resolusi rendah. Walhasil, dia kesulitan saat menuangkan di kanvas. ’’Fotonya pecah saat di-zoom. Cukup susah memperoleh detailnya,’’ ujarnya ketika dihubungi di rumahnya kemarin (8/8).
Robby perlu lima bulan untuk merampungkan lukisan potret putri Bung Karno itu. Demi menyelesaikan proyek tersebut, pelukis 53 tahun itu sampai rela menolak order yang datang kepadanya. Sebab, menurut dia, (melukis Presiden Megawati) itu bukan melukis biasa. Tapi, sebuah kehormatan dipercaya untuk melukis mantan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
’’Meski prosesnya memakan waktu beberapa bulan, hasilnya cukup sempurna. Saya sangat puas,’’ ungkapnya.