Jabar Rumuskan Protokol Kesehatan New Normal di Pesantren
jpnn.com, BANDUNG - Pemprov Jawa Barat (Jabar) bersama pengurus pondok pesantren (ponpes) se-Jabar tengah menyusun protokol kesehatan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di lingkungan pesantren.
Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, rancangan 10 protokol kesehatan dari Pemprov Jabar untuk ponpes baik salafiyah maupun pesantren dengan sekolah.
Pertama, kata dia, seluruh santri di lingkungan ponpes harus memakai masker. Kedua, santri selalu di cek suhu tubuhnya sehingga ketika ada santri dengan gejala COVID-19 bisa ditindaklanjuti.
"Kemudian santri harus selalu mencuci tangan setiap beraktivitas. Keempat, pengurus ponpes harus menyiapkan fasilitas cuci tangan/hand sanitizer di setiap tempat," kata Uu saat video conference dengan 59 pimpinan ponpes, pengurus, hingga perwakilan ormas, dari Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (5/6).
Kelima, kata Uu, ponpes harus mengecek secara rutin kesehatan para ustadz/pengajar. Keenam, penghuni ponpes dianjurkan mengonsumsi vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Ketujuh, rutin membersihkan fasilitas ponpes dengan disinfektan.
Kedelapan, pesantren harus menyiapkan ruang isolasi proporsional, disesuaikan dengan jumlah santri, sebagai tindakan pertama jika ada kasus agar tidak menularkan ke santri lain. Kesembilan, jika ada kasus, segera hubungi layanan kesehatan. Kesepuluh, yakni mengimbau para kiai untuk selalu memimpin doa atau selawat.
“Ini rancangan bagi kami untuk membuat keputusan. Di mal, masjid, sudah ada SOP. Tapi (untuk SOP) pesantren tidak bisa gegabah, tidak bisa membuat keputusan tanpa terima masukan dari kiai atau ulama karena mereka yang paham situasi kondisi pesantrennya,” ucap Uu.
“(10 poin) ini belum ditetapkan karena menunggu dan mendengar masukan dari kiai. Nanti kami rumuskan kembali dan keputusan (baru) akan disampaikan lagi kepada para kiai,” tambahnya.