Jabatan Apa yang Tepat untuk Erick Thohir di Kabinet Kerja Jilid II?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, konflik kepentingan berpeluang terjadi jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Erick Thohir menjabat menteri BUMN di Kabinet Kerja Jilid II.
Pasalnya, mantan ketua tim sukses pasangan calon presiden Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 itu seorang pengusaha. Bisnis Erick dan keluarganya dikhawatirkan bakal bersinggungan dengan BUMN.
"Untuk mengangkat menteri itu kan hak prerogatif presiden ya, tetapi saya kira kalau Erick Thohir yang menjadi menteri BUMN akan menimbulkan conflict of interest. Karena dia seorang pengusaha. Perusahaan saudaranya juga selama ini banyak bisnis dengan BUMN. Jadi, akan sangat bahaya jika Erick masuk kabinet," ujar Ujang di Jakarta, Minggu (13/10).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini lebih lanjut menyatakan, jika memang Jokowi ingin menempatkan Erick di Kabinet Kerja jilid II, sebaiknya tidak di Kementerian BUMN. Misalnya dapat ditempatkan di posisi Menpora.
"Kasih saja jabatan Menteri BUMN ke kalangan profesional yang bersih. Ini kan di BUMN banyak masalah, banyak kerugian. Satu persatu BUMN akan terbuka borok dan kebangkrutannya. Jadi, perlu menteri yang berintegritas dari kalangan profesional untuk memperbaiki BUMN-BUMN yang sekarat," ucapnya.
Pendapat tidak jauh beda diungkapkan Direktur Eksekutif Poin Indonesia Karel Haris Susetyo. Dia menilai posisi Menteri BUMN sebaiknya dipercayakan pada sosok yang tidak memiliki benturan kepentingan, baik secara pribadi, keluarga maupun usahanya dengan BUMN.
"Selain itu juga, sebaiknya menteri BUMN bukan anggota, kader atau terafiliasi dengan parpol tertentu. Karena rentan menjadikan BUMN sebagai sapi perah mereka," kata Karel. (gir/jpnn)