Jadi Bocah , Sebelum Mengajar Anak
Minggu, 27 Juni 2010 – 17:01 WIB
Oleh karena itulah, guru di PAUD harus mampu menjadi multitalenta serta rajin tersenyum dalam menghadapi anak-anak. Nah "anak-anak" yang berlarian tersebut merupakan pendidik-pendidikan PAUD di lingkungan Denpasar. Mereka disatukan dan diberi bekal-bekal teknis tentang olahraga dan bahasa yang pantas diberikan kepada anak-anak. Jika di ruang bawah sibuk menguras tenaga.
Di bagian atas, beberapa "anak-anak" belajar bahasa. "Anak-anak pun harus dipuji. Misalnya dia mencorat-coret, jangan disalahkan. Tapi ditanya, tulisanmu bagus, apa artinya?" ujar Dian selaku instruktur. Dian melanjutkan. "Kemudian suruh dia mengatakan, setelah kita mengerti baru kita mengulang sambil menulis," terangnya.
Menurutnya, kalau tiap hari ditanamkan, cara-cara seperti itu akan berpengaruh terhadap anak. Trik-trik tertentu dibutuhkan saat mengajar anak-anak. Tidak bisa sembarangan. Pasalnya, usia anak-anak masih perlu pengarahan. Dicontohkan, menghadapi sikap dan perilaku anak yang pendiam. Dian lantas meminta semua "anak-anak" di depannya memperhatikan sebuah tisu kemudian saat tisu diterbangkan, mereka diminta berteriak dan harus terdiam ketika tisu menyentuh lantai. "Coba bilang hu semua," pintanya. "Mengajar anak-anak PAUD itu lebih susah, dibandingkan kuliah. Kalau kuliah kan cukup disuruh baca ini, baca itu," tegas Rahmani menerangkan. (fr/aj/jpnn)