Jadi Pilot Project Transportasi Massal
GIZ merupakan Tim Teknis Jerman yang dimandatkan secara bersama-sama oleh Pemerintah Republik Federal Jerman melalui BUMB, Pemerintah Kerajaan Inggris Raya, dan Irlandia Utara melalui BEIS, serta Konfederasi Swiss yang diwakili oleh State Secretariat for Economic Affairs (SECO) Swiss untuk melaksanakan program tersebut.
Melalui nota kesepakatan pilot project Sutri Nama dan Indobus tersebut diharapkan seluruh pihak dapat menjalankan peran dengan optimal, sehingga seluruh kota-kota di Indonesia dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim, khususnya melalui kebijakan transportasi.
Emil juga mengatakan, kondisi perhubungan kota-kota metropolitan Tanah Air saat ini masih mengandalkan kendaraan pribadi. Jika kondisi tersebut dibiarkan, kemacetan luar biasa yang berdampak pada kegiatan ekonomi akan mengancam.
“Kita pahami metropolitan-metropolitan di Indonesia ini kalau hanya mengandalkan kendaraan pribadi hanya tinggal menunggu waktu pasti akan terjadi kemacaten luar biasa yang mengganggu ekonomi,” katanya.
Untuk menindaklanjuti program BRT, yang targetnya bisa beroperasi satu setengah tahun lagi ini, kata Emil, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk menentukan rute dan pengadaan bus.
“Langkah berikutnya adalah melakukan implementasi rute-rute dan pembelian bus yang nanti difasilitasi oleh Kementerian Perhubungan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI Budi Setiyadi menjelaskan, pihaknya berkomitmen dan konsisten dalam meningkatkan pelayanan angkutan umum, termasuk BRT melalui moderninasi bus. Hal ini diharapkan bisa menjadi pilihan masyarakat dalam bertransportasi.
“Sekarang pertumbuhan di kota-kota itu selalu dengan kemacetan-kemacetan, selalu dikeluhkan demikian,” kata Budi.