Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang

Jumat, 19 September 2014 – 18:23 WIB
Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang - JPNN.COM
PASANGAN BAHAGIA: Patricia Eka Mutiara (empat dari kiri) dan Stanley Liem (lima dari kiri) bersama orang tua dan kerabat usai resepsi pernikahan. Dimas Alif/Jawa Pos/JPNN.com

****

10 Mei 2014, suasana hening pedesaan mengiringi pemberkatan nikah kedua mempelai. Lommoye, sebuah desa tenang yang ditempuh dengan satu jam perjalanan dari Paris, menjadi pilihan. Hamparan rerumputan hijau menjadi pemandangan yang elok. Gaun putih Patricia berkibar-kibar ditiup angin musim panas utara Prancis. Ya, sungguh pernikahan impian bagi sebagian besar orang.

Entah bagaimana disebut desa, Lommoye hanya terdiri atas sebuah kastil tua dan sebuah gereja. Rumah penduduk bisa dihitung jari. Itu pun jauh dari lokasi pesta. ”Rasanya kayak camping,” ujar Freddy lantas tertawa. Ayah dua anak itu benar-benar tidak campur tangan dalam mengurusi segala persiapan acara. Urusan anak-anak, orang tua ikut saja. Begitu ujar mereka.

Domain de Mauvoisin, nama kastil itu, sebetulnya tinggal sebagian kecilnya. Tepatnya, tinggal istal kudanya. Tapi, dengan sentuhan artistik seniman Prancis, jadilah istal kuda tersebut hall yang megah untuk merayakan pernikahan. Nuansa histori yang kental tidak luput menambah eksotisme pernikahan itu.

”Kami memang mengonsep wedding on vacation,” ujar Stanley. Jadi, kata dia, semua orang mengalami perjalanan dan menganggap itu tidak berbeda dengan liburan. Pernikahan yang liburan, liburan yang pernikahan.

Persiapannya bisa ditebak. Satu tahun sebelumnya Stanley dan Patricia bak agen travel. Pasangan itu sibuk mengutak-atik internet untuk menemukan lokasi yang cocok. Kriterianya simpel. Privat, tenang, tapi tidak terlalu jauh dari bandara.

Setelah mengubek-ubek berbagai situs, pilihan lantas mengerucut ke Prancis, lalu Lommoye. Tanpa berlama-lama, mereka terbang ke Paris untuk langsung mengecek kondisi lapangan. Untunglah, masih ada sisa hari yang kosong. Sebab, tidak lama setelah mem-booking­ kastil, Domain de Mauvoisin mendadak tenar dan terus full-booked hingga akhir tahun.

Berbeda dengan banyak pernikahan di Indonesia, pernikahan di luar negeri memang menjadi kehebohan sang calon pengantin. Mulai urusan gereja, resepsi, gaun, hingga undangan, pengantin harus bekerja rodi.

JIKA pernikahan diibaratkan memasuki gerbang baru, Freddy H. Istanto benar-benar mempersiapkannya. Beberapa jam menjelang resepsi, Direktur Sjarikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News