Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang

Jumat, 19 September 2014 – 18:23 WIB
Jaga Tradisi dan Tak Hilangkan Budaya Nenek Moyang - JPNN.COM
PASANGAN BAHAGIA: Patricia Eka Mutiara (empat dari kiri) dan Stanley Liem (lima dari kiri) bersama orang tua dan kerabat usai resepsi pernikahan. Dimas Alif/Jawa Pos/JPNN.com

Menikah di kastil yang jauh dari permukiman tentu menjadi pengalaman yang mengesankan. Beragam cerita bermunculan tentang pernikahan intim itu. Saking intimnya, semua menjadi self-service. ”Semua kami siapkan sendiri. Mengupas telur rebus untuk makan, kerja bakti membersihkan gereja, memasak, dan lain-lain,” kenang Stanley.

Selain pemberkatan gereja, di kastil megah itu dilangsungkan adat ketimuran warga Tionghoa, yakni upacara minum teh. Tentu hadir rasa yang mengesankan saat mengenang tanah leluhur di negeri nun jauh. Stanley dan Patricia tidak mau kehilangan momen tersebut. Sama halnya dengan melakukan slametan berupa tumpengan saat mereka mengawali proses pernikahan.

”Adat leluhur tetap tidak dilupakan. Slametan itu permintaan khusus oma Patricia di sini (Indonesia, Red),” ungap Freddy. Alhasil, slametan dilakukan di dua tempat, yaitu Surabaya dan Den Haag, kota tempat tinggal Patricia dan Stanley.

Sebelum menikah di Lommoyo, mempelai terlebih dahulu mengesahkan legalitas pernikahan di Voorburg, Belanda. Hal itu dilakukan karena status mereka masih berbeda warga negara. Walau sudah officially married di Belanda, Domain de Mauvoisin-lah yang dianggap lokasi sakral tempat menyatunya cinta kasih mereka.

***

Stanley Liem tidak henti-henti mengulum tersenyum. Di sisinya, berdiri perempuan yang kini resmi menjadi belahan hatinya, Patricia Eka Mutiara. Kedua mempelai lalu perlahan menuruni anak tangga. Mereka berdiri di hadapan arca-arca yang berjejer, bersiap menjadi ratu dan raja malam itu.

Untuk kali kesekian, Stanley dan Patricia menyelenggarakan resepsi pernikahan. Meski bukan yang pertama, resepsi di Taman Sari Poolside Hotel Bumi, Surabaya, itu tidak kehilangan daya tarik. Nuansa peranakan begitu terasa dengan seliweran tamu undangan berkebaya encim dan beskap Basofi-an. Ya, beskap Basofi-an adalah baju tutup pria Jawa Timuran yang pernah menjadi ikon mantan Gubernur Basofi Sudirman.

Hidangan begitu memanjakan lidah. Kikil, gado-gado, klepon, lupis, dan lain-lain. Freddy yang sejak tadi sibuk mempersiapkan acara kini berdiri tenang menyambut para tamu. Benar, ”Ini saatnya balas dendam,” bisiknya bercanda. Jika sebelumnya konsep pernikahan milik Patricia dan Stanley, kini Freddy berkuasa penuh. Dia berkarya dengan ikut terlibat dalam dekorasi dan pengonsepan acara.

JIKA pernikahan diibaratkan memasuki gerbang baru, Freddy H. Istanto benar-benar mempersiapkannya. Beberapa jam menjelang resepsi, Direktur Sjarikat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close