Jakarta Banjir Lagi, Siklus Lima Tahunan?
jpnn.com, JAKARTA - Banjir kembali menerjang wilayah Jakarta. Tidak hanya curah hujan tinggi, kiriman air dari Bendung Katulampa, Bogor, pun memberikan kontribusi dalam banjir kali ini.
Warga Jakarta menilai, banjir besar di ibu kota selalu terjadi dalam siklus lima tahunan.
Asumsi tersebut berdasar bencana banjir besar yang terjadi berulang pada 1996, 2002, 2007, dan 2012 serta awal 2013.
Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi menyatakan, Pemprov DKI mesti siap semuanya menghadapi banjir besar lima tahunan yang biasa terjadi di Jakarta. Dia meminta, rumah pompa dan pompa tidak ada kerusakan agar air bisa cepat surut.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI itu mengaku, tidak ingin mendengar asalan pompa rusak. Sebab, anggaran Dinas Sumber Daya Air (SDA) pada APBD 2018 mencapai Rp 3.4 triliun. ’’Itu, sangat besar,’’ jelas dia.
Dari Rp 4.4 triliun, Rp 800 miliar untuk pembangunan sarana saluran, sungai, dan kelengkapannya; Rp 552 miliar untuk pemeliharaan saluran; Rp 278 miliar untuk pembangunan tanggul; Rp 217 miliar untuk pengelolaan pompa; dan Rp 90,5 miliar untuk pembangunan waduk. ’’Nah, pompa 217 miliar. Kalau, masih rusak namanya kebangetan,’’ tegas dia.
Pemprov DKI sudah harus memiliki data daerah mana saja yang diprediksi akan diterjang banjir. Karena itu, Pras menyarankan, peralatan seperti pompa biasa langsung disiagakan.
’’Jadi, tak ada alasan lagi. Ini sudah bisa diprediksi karena kiriman. Saya minta dimapping,” tegasnya.