Jalan Kaki, Mahasiswa Banten Berikan Dukungan ke KPK
jpnn.com - JAKARTA - Mahasiswa Banten yang tergabung di dalam Gerakan Mahasiswa Banten untuk Rakyat (GEBRAK) melakukan aksi jalan kaki dari Banten menuju Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberikan dukungan kepada lembaga antikorupsi itu. Perjalanan mereka ditempuh selama 3 hari 2 malam.
"Kita bawa dukungan dari masyarakat Banten. Kami dari Banten berangkat Rabu. Jalur dari Serang kota, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang sampai akhirnya tiba di KPK," ujar Koordinator GEBRAK, Kahfi Nusantara di depan KPK, Jakarta, Jumat (11/10).
Kahfi menyatakan, dukungan dari masyarakat Banten ke KPK berbentuk tanda tangan yang dituangkan dalam dua buah kain yang panjangnya 10 meter. "Kainnya penuh tanda tangan masyarakat. Ada dukungan tokoh Banten, akademisi, rektor, dan tokoh agama," katanya.
Awalnya, Kahfi mengungkapkan, ada 22 orang mahasiswa yang ikut dalam perjalanan. Namun, tidak semuanya sampai di KPK. "Kita menempuh 3 hari 2 malam, istirahat di jalan. Ada 22 orang, namun tiga orang dipulangkan karena sakit," katanya.
Kahfi menuturkan dalam perjalanan menuju KPK, mereka kerap mendapat dukungan dari masyarakat. Salah satu bentuk dukungan itu dengan memberikan makanan dan minuman kepada mereka. "Masyarakat banyak yang kasih makanan," ujarnya.
Dengan adanya dukungan dari masyarakat Banten, Kahfi berharap, KPK tidak hanya mengusut kasus dugaan suap penanganan sengketa Pemilihan Kepala Daerah Lebak, Banten yang menjerat adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan.
"Kasus suap MK yang melibatkan TCW (Tubagus Chaeri Wardana) bisa menjadi pintu masuk bagi KPK untuk membongkar kasus korupsi di Provinsi Banten," katanya.
Menurut Kahfi, Atut gagal mengembangkan Banten. Ia mencontohkan, infrastruktur jalan masih ada yang rusak. Selain itu, tingkat kesejahteraan masih rendah.