Jalan Pulang
Oleh Dahlan IskanOrang tuanya kan kerja jadi buruh kebun di Sabah? Akhirnya Yako diantar ke Sabah. Di sana masuk rumah sakit. Lalu istirahat sebulan.
Setelah merasa sehat Yako kembali ke Nanjing. Dia begitu ingin meraih ijazah. Agar bisa bekerja di perusahaan asing di Indonesia. Toh kuliahnya tinggal empat bulan lagi.
Dua bulan kemudian Yako sakit lagi. Hanya sempat tambah kuliah dua bulan. Terpaksa masuk rumah sakit lagi. Teman-temannya urunan lagi.
Pihak universitas akhirnya memutuskan. Yako boleh pulang. Tidak harus membuat skripsi. Dia bisa dinyatakan lulus. Dan berhak mendapat ijazah. Itu karena prestasi akademiknya yang menonjol.
Mestinya Yako gembira, tetapi tidak. Sampai tadi malam Yako masih terbaring di rumah sakit. Dengan tagihan yang belum tahu akan dibayar dengan apa.
Ia juga belum bisa mikir dari mana bisa membeli tiket pulang. Kondisi teman-teman Yako juga tidak lebih baik.
Orang tua Azroy misalnya. Juga buruh kebun sawit di Sabah. Yang sejak Azroy kuliah di Nanjing sang ayah menganggur. Harus kembali ke Sebatik. Menjaga adik-adik Azroy. Yang dulu menjadi tugas Azroy.
Ayah Zhen Ai Ling juga buruh di perkebunan. Yang upahnya UMK itu.