Jalan Singapura
Oleh: Dhimam Abror DjuraidSingapura menjadi negara makmur dan sejahtera tanpa perlu ada demokrasi.
Dalam masa 50 tahun kemerdekaannya sejak 1965 Singapura mengebut membangun negara dan bertransformasi dari negara ketiga menjadi negara pertama.
Lee Kuan Yew menjadi artsitek utama transformasi itu.
Seperti yang diceritakannya dalam memoar ‘’From the Third to the First’’, Lee menggunakan tangan besi untuk menghadapi komunisme yang menguat pasca ditinggalkan Inggris.
Lee juga bertindak keras menghadapi korupsi dan inefisiensi yang menjadi bagian dari kebiasaan etnis Tionghoa.
Lee, pengacara berpendidikan Cambridge, dikenal sangat sedikit memberi toleransi untuk oposisi.
Namun, dia menerapkan demokrasi ‘’one man one vote’’ ala seperti di Barat dengan memberikan hak kepada setiap warga Singapura dewasa untuk memiliki suara dalam pemilihan umum.
Lee menjadi fans berat Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher yang terkenal sebagai ‘’The Iron Butterfly’’ yang menjadi perdana menteri Inggris terlama dalam sejarah.