Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jalan Singapura

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 24 Mei 2022 – 18:37 WIB
Jalan Singapura - JPNN.COM
Patung Merlion dengan latar belakang Marina Bay Sands Singapura. Foto: Joyce Fang/The Straits Times

Thatcher menjadi perdana menteri selama 20 tahun sejak 1979 sampai 1990, dan memerintah dengan tangan besi meskipun tetap dalam koridor demokrasi prosedural.

Lee mengagumi Thatcher dan banyak mengadopsi pendekatan kesejahteraan yang dipakai Thatcher.

Selama Lee memerintah oposisi dan media independen tidak diperbolehkan tumbuh di Singapura.

Ini menyebabkan Singapore berada dalam peringkat 153 dari 180 negara dalam World Press Freedom Index.

Lee tidak peduli. Dia menerapkan hukuman keras bagi banyak pelanggaran dan penerapan hukuman mati untuk kasus pembunuhan dan perdagangan narkoba.

Orang yang membuang sisa permen karet sembarangan pun akan dikenai hukuman denda. Saking banyaknya denda yang diterapkan, Singapura diledek sebagai ‘’The Fine City’’ alias Kota Denda.

Singapura melarang penjualan permen karet, sebagai bagian dalam upayanya menjaga kebersihan, dan melarang pornografi meskipun melegalisasi industri seks. Negara ini juga menjalankan kampanye publik untuk menggunakan bahasa Inggris yang baik, menjaga kesopanan, dan kerapian.

Lee mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada tahun 1990, lalu menyerahkan kekuasaannya kepada Goh Chok Tong. Ibarat melepas kepala tetapi tetap memegang buntut, Lee masih tetap berpengaruh dengan jabatan sebagai menteri senior.

Jalan Singapura sekarang ditempuh China dengan sukses. Banyak negara lain yang tergoda untuk mengikuti jalan yang sama, membangun ekonomi tanpa demokrasi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close