Jamaah Bergerak Tinggalkan Makkah
Jelang Wukuf, Menag Ingatkan Petugas Kesehatan Waspadajpnn.com - MAKKAH – Puncak ibadah haji semakin dekat. Mulai hari ini (13/10) sekitar 168 ribu jamaah haji asal Indonesia dan jutaan lainnya dari berbagai penjuru dunia berbondong-bondong meninggalkan Kota Makkah menuju Arafah. Besok (14/13) atau 9 Dzulhijah, lebih dari 3 juta jamaah haji wukuf (berdiam diri) di Arafah. Setelah itu bergerak ke Muzdalifah dan Mina.
Amirul Haj Indonesia sekaligus Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menyebut masa Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) adalah masa menegangkan dan masa sangat kritis. ‘’Para jamaah berpotensi sakit karena mengalami kelelahan luar biasa. Arafah-Mina yang berjarak sekitar 13 kilometer, bisa jadi berjalan kaki semalaman,’’ katanya.
Karena itu, pihaknya meminta seluruh petugas haji Indonesia untuk mengantisipasi. ‘’Jangan sampai jamaah kita tidak memiliki logistik yang cukup. Para petugas kesehatan, khususnya, kami meminta harus cepat tanggap,’’ ungkapnya.
Pernyataan itu disampaikan Menag dalam acara taaruf dan doa bersama pra Armina dengan ribuan petugas jamaah haji Indonesia di Gedung Tamayuz, Makkah, Jumat malam (12/10) waktu Arab Saudi. Selain para pejabat Kemenag dan Kedutaan, hadir juga dalam acara tersebut Ketua DPR Marzuki Ali beserta rombongan DPR. Tampak juga sejumlah kiai. Di antaranya, KH Maimun Zubair dan KH Makruf Amin.
Suryadharma juga mewanti-wanti petugas katering. Mereka harus betul-betul melakukan proses quality control. Mulai memasak hingga pendistribusian ke para jamaah. ‘’Saya tidak ingin ada kasus keracunan lagi, walaupun hanya satu orang. Kami tidak akan mentolelir,’’ tegas menteri yang juga ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut.
Berdasar musim haji tahun-tahun sebelumnya, pada masa Armina kecenderungan jumlah korban cenderung meningkat drastis. Termasuk jumlah jamaah wafat. Hingga kemarin, jumlah jamaah wafat ada 65 orang. Adapun total jumlah yang masih menjalani rawat inap sebanyak 990 orang.
Bagi jamaah wafat, baik di tanah suci maupun embarkasi, pemerintah akan menghajikan mereka dengan badal (pengganti). Untuk ini, pemerintah menggandeng tenaga musiman (temus). Setiap temus yang menjadi badal haji dialokasikan anggaran 1.725 Riyal.
Adapun jamaah yang masih sakit, termasuk yang mengalami gangguan jiwa, pemerintah akan melaksanakan safari wukuf bagi mereka. Data sementara dari tim medis, jumlah jamaah Indonesia yang akan menjalankan safari wukuf ada sebanyak 240 orang. Mereka akan melakukan wukuf di mobil ambulans dan bus-bus khusus.