Jamu PM Belanda di Istana, Jokowi Keluhkan Kebijakan Eropa soal Sawit
jpnn.com, JAKARTA - Perdana Menteri Kerajaan Belanda Mark Rutte dijamu oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Senin (7/10). Kedatangan Rutte juga disambut dengan upacara kenegaraan.
Seperti tamu-tamu negara lainnya, setelah upacara penyambutan, Rutte diajak Jokowi masuk ke dalam Istana untuk mengisi buku tamu dan sesi foto bersama. Mereka kemudian melakukan penanaman pohon, veranda talk, pertemuan bilateral dan diakhiri pernyataan pers bersama.
"Merupakan kehormatan bagi saya untuk menerima kembali kunjungan Perdana Menteri Rutte ke Indonesia, setelah kunjungan beliau ke Jakarta tiga tahun lalu. Belanda merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Eropa, baik di bidang perdagangan, investasi, maupun pariwisata," ucap Jokowi, mengawali pernyataannya di depan media.
Sebagai catatan, di antara negara-negara Eropa, Belanda merupakan mitra perdagangan nomor dua terbesar bagi Indonesia, dan mitra investasi nomor satu. Negeri Kincir Angin juga tercatat mendatangkan wisatawan nomor empat terbesar dari Eropa.
"Kerja sama ini akan terus kita perkuat dengan menggunakan kerangka kemitraan komprehensif yang sudah dimilik oleh kedua negara, Indonesia dan Belanda," ucap Jokowi.
Pada kesempatan itu, mantan wali kota Solo tersebut juga menyinggung soal situasi perekonomian dunia yang mengalami tren pelemahan. Menurut Jokowi, dalam kondisi ini, Indonesia perlu meningkatkan kerja sama bidang ekonomi dengan banyak negara termasuk Belanda.
"Di bidang perdagangan kami sepakat untuk terus meningkatkan perdagangan yang terbuka dan fair. Dalam konteks ini saya sampaikan kembali concern Indonesia untuk kebijakan Uni Eropa terhadap kelapa sawit," tegas Presiden ketujuh RI itu.
Oleh karena itu, Jokowi menghargai kerja sama yang baru ditandatangani Indonesia dan Belanda di New York, 26 September 2019, lalu terkait pengembangan kapasitas petani kecil sawit untuk menghasilkan kepala sawit yang lestari.