Janda Muda Suka Foya-Foya, Ternyata Bandit Curanmor
Kepada polisi, Khosiah mengaku sudah 12 kali beraksi. Dia beroperasi di sekitar perbatasan Mojokerto-Sidoarjo. Seingatnya, dia beraksi tiga kali di wilayah hukum Polres Sidoarjo. Yakni, di Krembung, Prambon, dan Sidoarjo Kota. Lokasi sasaran lainnya adalah wilayah Ngoro dan Mojosari.
Khosiah mencari motor yang diparkir agak jauh dari rumah atau tempat pemiliknya berada. Begitu pemilik lengah, motor diembat. ’’Biasanya di tempat sepi dan pinggir jalan raya,” tuturnya.
Saat beraksi, keduanya sering mengendarai Suzuki Satria hitam. Motor itu juga hasil colongan di wilayah Mojokerto yang telah dimodifikasi dan ditempeli sejumlah stiker serta beberapa variasi. Tujuannya agar tidak mudah dikenali pemiliknya atau anggota polisi.
Bintoro menjadi pemetik, lalu Khosiah sebagai joki. Perempuan asal Dusun Kemlandingan, Desa Wedoro, Pandaan, tersebut memang dikenal lihai mengendarai motor. Bahkan, dia biasa ngebut.
Sejak bertemu Bintoro, Khosiah sering ikut balapan liar di beberapa tempat. ’’Misalnya, Porong,” ucap Nanang.
Untuk memuluskan aksinya, Bintoro selalu membawa kunci L dan kunci T. Dengan modal kunci itu, pelaku bisa membawa kabur motor sasaran dalam waktu yang cepat. ’’Kalau mengendarai motor, mereka sama- sama kencang,” terangnya.
Selama menjadi bandit motor, Khosiah tidak tahu-menahu barang curian tersebut dijual ke mana. Khosiah pasrah kepada Bintoro.
Namun, berdasar cerita Bintoro, motor itu dijual di kawasan Pandaan. Khosiah tidak tahu berapa harga motor curian tersebut di pasaran.