Jangan Paksakan Film Tak Berkualitas Masuk Bioskop
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan, kenaikan jumlah penonton film lokal dalam dua tahun terakhir cukup signifikan.
Dia pun berharap, momen Hari Film Nasional (HFN) 2018 dijadikan sebagai langkah para sineas untuk memberikan hasil yang terbaik.
Dia juga berharap para sineas dan pihak terkait tidak memaksakan film yang kurang berkualitas untuk masuk bioskop.
"Jumlah penonton Indonesia pada 2015 ada 16 juta, sekarang sudah 42,7 juta. Itu suatu angka fantastis. Apalagi kalau layarnya ditambah. Waktu itu jumlah layar masih 1.040, untuk total 262 juta penduduk itu sangat-sangat kurang," ungkapnya pada JawaPos.com, Jumat (30/3).
Menurut Triawan Munaf, hal itu disebabkan investasi asing belum ada. Namun, berkat usaha Bekraf dan pemerintah melalui regulasinya, kini para investor mulai tertarik berinvestasi di Indonesia.
"Itu dulu karena investasi asing belum ada. Gairah film juga tidak seperti sekarang, setelah deregulasi perfilman terasa sekali bergairah, investasi masuk, jumlah layar bioskop bertambah. Produksi bukan hanya bertambah, tapi juga membaik dari segi kualitas," katanya.
Lanjut Triawan Munaf, deregulasi itu juga yang memungkinkan film-film Indonesia diproduksi dengan modal asing berupa co-production. Dia mencontohkan, co- production yang terjalin antara fox pictures dengan Lifelike Pictures Indonesia menggarap film Wiro Sableng.
"Pengabdi Setan juga ada modal asing, di situ ada co-production dengan Korea. Lalu, beberapa film Korea dan Tiongkok bermunculan juga," ujarnya.