Jangan Paksakan Film Tak Berkualitas Masuk Bioskop
Saat ini, kata dia, gairah dunia perfilman Indonesia sedang bergairah, ditandai dengan kompetisi di antara rumah produksi.
"Kemungkinan memproduksi film-film nasional berkualitas sudah semakin baik. Standar film nasional juga sudah naik. Enggak bisa lagi film asal-asalan mendapat respons baik," jelasnya.
Ke depan, lanjut ayah kandung Sherina Munaf ini akan terus mendorong perkembangan industri perfilman di Indonesia. Tentu saja, dalam kapasitas mewakili pemerintah pusat.
"Film termasuk industri yang paling pesat berkembang. Sekarang, jumlah layar bioskop ada 1.500 layar dan kami harapkan percepatan peningkatan layar akan semakin baik. Saya ingin 1-2 tahun ke depan nambah 500-1000 layar lagi," harapnya.
Sejumlah permasalahan dalam industri perfilman di tanah air ternyata menjadi perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dirasa masih kurang.
"Kami enggak ada ceremony (HFN) ya, tapi kemarin di Malang, pak Jokowi dengan kami dan asosiasi film kumpul, dan ada beberapa penghargaan yang diberi. Kami nonton film bersama sambil interaksi dengan penggiat film," ungkapnya.
"Di situ juga dibahas soal minimnya SDM di perfilman, tapi ini juga sudah ada 16 universitas yang menyediakan pendidikan film. SMK juga sudah ada yang mulai. Beberapa pemain (aktor-aktris) top muda saja sudah tanda tangan kontrak 12 film ke depan. Tapi saya percaya akan lahir pemain-pemain baru, yang lebih dipentingkan dan khawatirkan itu technical-nya, seperti wardrobe, lighting, cameraman. Itu masih perlu dibenahi," tandasnya.(yln/jpc)