Jangan Sampai Ada Pemecatan Dokter Terawan
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menyayangkan keluarnya rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) kepada Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terkait dokter Terawan Agus. Menurut dia, hal ini menyebabkan beberapa pasien yang sudah dijadwalkan diobati dokter Terawan bisa tertunda.
“Kami di Komisi IX tentu sangat menyayangkan keluarnya rekomendasi itu apalagi diskors awalnya yang saya dengar," kata Saleh di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (5/4).
Saleh mengatakan lebih baik tidak ada pemecatan. Sebab, Terawan itu menempuh pendidikan mulai S1, S2, hingga S3 di bidang kedokteran. Apalagi, sekarang menjabat kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Terawan juga terlibat menangani kesehatan presiden dan diakui banyak orang.
“Kalau dipecatkan, kan aneh. Lalu orang seperti apa lagi yang akan kita harapkan untuk menjadi tokoh-tokoh kesehatan kita? Terawan kan sudah punya nama, jadi kalau ada persoalan ini tolong diselesaikan,” ungkapnya.
Saleh mengatakan Komisi IX DPR pengin tidak ada ribut-ribut dalam persoalan ini. Komisi yang membidangi kesehatan itu pengin masalah tersebut diselesaikan secara internal. "Karena itu, lebih bagus jangan dibuka keluar," tegas politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Namun, Saleh menyesalkan persoalan ini sudah heboh. Padahal semestinya diselesaikan dulu secara internal. “Kemudian kami meminta dokter Terawan diberikan kesampatan melakukan klarifikasi," paparnya.
Menurut Saleh, rekomendasi itu tidak serta merta bisa mengikat untuk menyelesaikan dokter Terawan. Rekomendasi itu harus ditindaklanjuti oleh IDI dengan langkah-langkah. Menurut dia, langkah terbaik itu adalah mengundang Terawan meminta penjelasan atau klarifikasi.
“Jika ada hal-hal yang dinilai selama ini mungkin tidak sesuai dengan kode etik yang ada di kedokteran tinggal diidiskusikan saja mana yang terbaik," ujar dia.(boy/jpnn)