Jannatun Cintya Dewi, Korban Lion Air JT610 yang Genius
jpnn.com, SIDOARJO - Satu korban jatuhnya Lion Air JT610 yang teridentifikasi, Jannatun Cintya Dewi telah tiba di rumah duka, Dusun Prempon, Desa Suruh, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Kamis (1/11) pukul 06.00 WIB.
Keluarga, saudara, rekan kerja dan pelayat lain sempat menyalatkan jenazah di rumah duka. Usai menyalatkan Jannatun sejenak, mereka lalu mengantar jenazah ke makam desa Suruh pukul 07.30 WIB. Tak hanya bacaan doa-doa yang mengiringi jenazah korban Lion Air JT-610 itu. Tangis orang tua dan saudara dekat pun mengiringi kepergian Yayas (sapaan akrab Jannatun sejak kecil) ke liang lahat.
Surtiyem, ibunda Yayas, sempat pingsan saat melihat putri sulungnya dibawa ke makam. Kesedihan mendalam juga masih tampak pada raut wajah Bambang Supriyadi, ayah Yayas. Sesekali, dia menunduk sambil membaca doa bagi arwah putrinya.
Bambang mengenang putri kebanggaannya semasa menjadi siswa di SMAN 1 Sidoarjo. Putri sulungnya itu memang masuk kelas akselerasi sejak pertama masuk sekolah.
Tak sia-sia Bambang menyekolahkan Yayas hingga tergabung dengan siswa lain di kelas akselerasi. Menurut Bambang, putrinya paling suka dengan pelajaran IPA.
"Terutama matematika. Nilaine mboten enten sing ngisore wolu (Nilainya tidak ada yang di bawah 8, red). Matematikane mesti entok satus (Nilai matematikanya selalu dapat seratus)," kata Bambang di rumah duka.
Saat ini, kegeniusan Yayas tinggal kenangan. Bambang mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum musibah jatuhnya Lion Air JT610 menimpa putrinya. Bahkan beberapa hari sebelum kejadian, Bambang mengaku sempat berkomunikasi dengan putrinya.
"Tapi komunikasi normal. Biasanya selang tiga atau lima hari enggak ketemu, pasti komunikasi. Nggih, saya bilang jangan lupa makan, jangan lupa sembayang," tutur Bambang.