Jelang Konferwil PWNU DKI Jakarta, Jazilul Fawaid Gelar Doa Bersama
Begitu pula para waliyullah dan para pendiri NU semua memiliki himmah yang besar. "Pengurus NU harus himmah-nya besar. Datangnya dari nafsu ghodhobiyah, kemudian dimanajemen dengan niat baik, cara baik, menjadi himmah," katanya.
Kedua adalah nafsu sahwatiyah. Misalnya, keinginan untuk menjadi kaya, hidup mewah, punya rumah megah dan uang banyak.
"Itu boleh, asalnya niatnya baik, caranya baik, tujuannya baik. Kita harus kaya, tetapi niatnya harus baik, cara baik, tujuan baik, misalnya untuk membangun NU. Kalau sudah demikian, namanya bukan syahwatiyah, tetapi azimah," paparnya.
Menurutnya, ketua NU harus memiliki azimah yang besar. "Seseorang kalau azimah-nya besar, insyaallah akan tercapai tujuannya. Kita pengurus NU harus kaya, tetapi tujuan, niat dan caranya baik, namanya azimah," katanya.
Sementara itu, Gus Jazil dalam sambutannya mengaku sangat senang atas kesediaan Kiai Said dalam acara silaturahmi di rumah dinasnya. Tak lupa, Gus Jazil pun mendoakan Kiai Said agar senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, dan kesuksesan dalam tugas-tugas memimpin NU.
Gus Jazil juga mengaku sangat senang atas kehadiran para ulama dan jajaran pengurus PWNU, PCNU, dan MWCNU se-DKI Jakarta.
"Alhamdulillah, hari ini saya merasa sangat berbahagia, bersyukur pada Allah SWT atas kehadiran teman-teman semuanya, para sahabat, keluarga besar Nahdliyin, bersilaturahmi di rumah dinas saya," ucapnya.
Gus Jazil mengaku sangat berterima kasih atas kehadiran almukarom Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.