Jelang Kongres dan MPA, PMKRI Bertemu Pangdam Sriwijaya
jpnn.com, PALEMBANG - Menjelang pelaksanaan Kongres Nasional XXX dan Sidang Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) XXIX tanggal 22-28 Januari 2018, DPC Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palembang selaku tuan rumah kegiatan nasional tersebut bertemu Pangdam II/Sriwijaya, Mayor Jenderal TNI Putranto. Pertemuan silaturahmi itu berlangsung di Markas Kodam II/Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (3/1/2018).
Kongres Nasional PMKRI tersebut mengangkat tema “Membumikan Pancasila Menuju Indonesia Berdaulat”, sedangkan tema Sidang MPA adalah “Revitalisasi Transformasi Organisasi Menuju Habitus Baru PMKRI”.
Dalam audiensi tersebut, Ketua Presidium PMKRI Cabang Palembang Yoseph Aurelius Lado menyampaikan keinginan PMKRI Cabang Palembang selaku tuan rumah Kongres dan MPA PMKRI untuk menjalin silaturahmi dan bersinergi dengan Pangdam Sriwijaya dan jajarannya utamanya dalam menyukseskan kegiatan nasional tersebut.
Lebih lanjut, Lado panggilan akrab Yoseph Aurelius Lado, menyatakan pemuda dan mahasiswa PMKRI mempunyai kewajiban dan siap bersinergi dengan Pangdam II Sriwijaya khususnya dalam mendukung setiap kegiatan Kodam II Sriwijaya yang menyentuh masyarakat.
“Kami juga mengapresiasi personel Kodam II Sriwijaya yang dalam setiap program kegiatannya selalu pro terhadap kaum tertindas khususnya masyarakat suku anak dalam. Ini sangat relevan dengan visi besar PMKRI,” kata Lado
Turut serta dalam audiensi ini antara lain jajaran Pengurus DPC PMKRI Cabang Palembang, Panitia Kongres dan MPA PMKRI 2018, dan senior PMKRI sekaligus mantan Ketua PMKRI Cabang Palembang dan mantan Pengurus Pusat PMKRI, Apriadi Susanto Sinaga.
Sementara itu, Pangdam Sriwijaya, Mayjen TNI Putranto menyambut baik pelaksanaan kegiatan nasional PMKRI di Palembang. Dirinya siap mendukung dan membantu demi suksesnya penyelenggaraan kegiatan nasional tersebut.
Pada kesempatan itu, Mayjen Putranto mengingatkan pemuda dan mahasiswa agar terlibat langsung dalam mendukung dan mendampingi masyarakat kecil tanpa banyak beretorika. “Pemuda dan mahasiswa jangan jadi penonton tapi harus terlibat langsung mendampingi masyarakat,” kata Putranto.