Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Sembako Mulai Naik
Salah seorang konsumen di Pasar Raya Solok, Romlah, 33, sangat terkejut dengan kenaikan harga sembako ini, mengingat uang belanja buat membeli kebutuhan lauk pauk yang juga semakin menipis.
Hal yang sama juga diungkapkan pembeli lainnya, Renata, 45. Ia kaget, seminggu kemarin, ia membeli cabai dengan harga sekitar Rp40 ribu. Sekarang, sudah naik lagi jadi Rp 52 ribu.
Sementara itu di Pasar Tarusan, harga telur ayam juga naik. Dari Rp 1.300 per butir jadi Rp1.400 per butir. Minyak goreng juga mengalami kenaikan. Dari Rp11 ribu per kilogram jadi Rp12 ribu per kilogram. Gula pasir juga mengalami kenaikan sebesar Rp1.000. Dari Rp 11 ribu per kilogram jadi Rp12 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang cabai yang ditemui di pasar tradisional Koto XI Tarusan Nurneli mengungkapkan stok cabai mulai mengalami kekurangan. Karena itu, harga cabai melonjak dari harga bisanya.“Kami susah mendapatkan stok. Biasanya, tiap menjelang masuknya Natal dan Tahun Baru, kondisi seperti ini kerap terjadi. Apalagi, cuaca kurang bagus,” jelasnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumbar Asben Hendri menyebutkan, untuk mengantisipasi kenaikan harga jelang Natal dan Tahun Baru, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan Kota/ Kabupaten serta Bulog. Jika harga barang kebutuhan pokok naik, maka Bulog akan mengelar operasi pasar untuk produk yang mengalami kenaikan harga.
”Bulog sebagai penyangga. Makanya, jika harga meningkat drastis, maka Bulog akan turun tangan,” ucapnya. Pihaknya terus melakukan pemantauan, apakah kenaikan harga disebabkan pengaruh cuaca atau permainan harga dari oknum tertentu. Kalau kenaikan harga akibat ulah oknum yang sengaja memainkan harga, maka yang bersangkutan akan berurusan dengan aparat hukum.
”Kini, kan juga sudah ada Satgas Pangan di mana kepolisian ada di dalamnya. Bagi yang bermain, nanti urusannya dengan polisi,” ucap mantan Kabiro Umum Setprov Sumbar ini. (nia/ uni/cr24/ita/uni/ayu)