Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jelang Tahun Baru, Booking Primadona Striptis Bisa Rp 5 Juta

Rabu, 19 Desember 2018 – 09:52 WIB
Jelang Tahun Baru, Booking Primadona Striptis Bisa Rp 5 Juta - JPNN.COM
Ilustrasi. Foto: dok/JPG

Di malam tahun baru nanti, para penari telanjang akan dikirim ke sejumlah vila di kawasan Puncak, seperti di Kampung Amper, Ciburial, Batulayang, Batukasur dan beberapa wilayah lainnya. Setiap penari didampingi satu tukang ojek untuk menjaganya.

Selain menghibur para pelanggan dengan tari-tarian, para penari telanjang nantinya akan memuaskan nafsu birahi para pelanggannya. Hal itu dia sarankan kepada anak buahnya agar mendapatkan penghasilan yang lebih selain dari bayaran striptis. “Anak-anak saya ajarin untuk mencari kesempatan yang lain. Toh uang juga buat mereka,” kata dia.

Untuk malam tahun baru sendiri, dia mengaku sudah banyak para pelanggannya yang menghubungi untuk meminta para penari. Dia pun mengarahkan agar para pelanggannya tersebut memberikan DP kepada penarinya tersebut agar di malam tahun baru bisa menemaninya. Terlebih si mamih ini mengaku memiliki anak emas yang selalu memikat para pelanggannya untuk kembali menggunakan jasanya. “Iya, kata Fitri (primadona striptis, red) tamunya banyak, bahkan booking-nya aja sampe Rp 5 juta,” ungkap Rani.

Melonjaknya jumlah orderan juga diamini Rendy (29), penjaja vila di kawasan Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Berdasarkan pengakuannya, dia juga kerap kali direpotkan kala memasuki pergantian tahun seperti saat ini. Sebab, banyak lelaki hidung belang yang sengaja datang untuk merayakan malam pergantian tahun, sambil menyewa vila lengkap dengan fasilitas wanita. “Biasanya kami pakai freelance. Jadi ambil dari luar. Soalnya kalau dari sini sudah pada habis di-booking,” kata Rendy.

Sementara itu, salah seorang kepala desa sekitar, Cacuh Budiawan membenarkan adanya praktik prostitusi di Gang Semen. Dia mengatakan, awalnya lokasi itu merupakan bekas pabrik semen merah atau batako. Namun, lambat laun kontrakan itu malah beralih jadi tempat prostitusi.

“Pas pembuatan izinnya, memang untuk kontrakan dan kosan, bahkan sempat juga ada ormas yang mempermasalahkan, tapi tetap saja begitu lagi,” tegasnya.

Menurut Cacuh, dia dihadapkan pada keputusan yang serbasulit. Sebab, banyak warga desanya yang juga mendapat penghasilan dari kawasan tersebut.

Stok PSK untuk malam pergantian tahun di kawasan Puncak habis. Mamih harus mendatangkan dari luar, termasuk mencari penari striptis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close