Jenderal Gatot Bantah Ditegur Jokowi Gara-Gara Senpi Ilegal
jpnn.com, JAKARTA - Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo membantah ditegur Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena pernyataannya soal dugaan pembelian 5000 senjata api ilegal.
“Siapa yang tegur? Saya hanya melaporkan (informasi intelijen) kepada presiden. Begitu saja,” tegas Gatot usai menjadi pembicara diskusi “Pancasila dan Integrasi Bangsa yang digelar Fraksi PKS di gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/9).
Dia pun menepis tudingan bahwa pernyataannya itu telah membuat situasi keamanan nasional menjadi keruh. “Apanya yang keruh?” tanya Gatot.
Dia menegaskan, sudah bertemu dan memberikan laporan kepada Jokowi. Namun, dia enggan memerinci apa tanggapan Jokowi dari laporan yang disampaikannya tersebut.
Karena itu, Gatot menegaskan, yang bisa menilai semuanya adalah presiden sekalu panglima tertinggi tentara.
“Yang tahu miskomunikasi atau tidak hanya presiden saya. Dan itu saya pegang. Kalau menteri lihat ada miskomunikasi, saya terima,” kata jebolan Akademi Militer (Akmil) 1982 ini.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) itu menegaskan, meskipun banyak yang mengkritiknya, hubungannya dengan lembaga–lembaga maupun kementerian lain berjalan baik.
“Kami baik-baik saja, lembaga baik-baik. Justru karena saya tidak berbicara itu karena baik-baik saja. Tapi, saya sampaikan dalam satu negara ada aturan, saya luruskan saja,” katanya.
Lebih lanjut Gatot pun tidak mempersoalkan aksi perundungan terhadapnya di media sosial, karena informasi 5000 senjata api itu dianggap kabar bohong alias hoaks.
Jenderal bintang empat kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 ini, pun punya pemikiran sendiri menanggapi itu.
“Jadi begini, ibarat sepak bola, penonton dari belakang lihat offside, namun yang samping bilang tidak. Masa saya harus marah, karena orang punya persepsi sendiri. Saya hargai itu,” pungkasnya. (boy/jpnn)