Jenderal Semut Kebanggaan Bangsa
Sofyan Basyir sendiri terus all-out membesarkan BRI. Pada 2012 laba BRI mengalahkan Bank Mandiri: 18 triliun rupiah. Tahun lalu jumlahnya meningkat lagi menjadi Rp 21 triliun. Pak Sofyan benar-benar berhasil menjadikan BRI microbanking terbesar di dunia! Alangkah sayangnya bila waktu itu dia pindah ke Bulog.
Memang, begitu ada kepastian tidak diganti, Soetarto langsung tancap gas. Dia bentuk pasukan semut untuk all-out membeli beras dari petani. Dia sendiri menjadi jenderalnya. Jenderal Semut. Dia tidak henti-hentinya menjadi kipas angin: muter terus. Dari satu daerah ke daerah lain. Dari satu gudang ke gudang Bulog yang lain.
Hasilnya pun nyata. Gudang-gudang Bulog segera penuh. Harga beras stabil. Kalau sampai harga beras ikut melonjak-lonjak seperti daging dan kedelai, perekonomian kita kian sulit. Pak Tarto berhasil menjaga gawang salah satu pilar perekonomian kita.
Yang saya juga bangga kepada Pak Tarto adalah gaya hidupnya yang tetap sederhana dan rendah hati. Dan, itu bisa mewarnai manajemen Bulog. Saya begitu berbunga-bunga ketika ke Brebes mendapat laporan ini: Kepala gudang Bulog tidak bisa lagi disogok! Beras yang masuk ke gudang Bulog harus tepat mutu dan timbangannya.
Saya senang karena yang bicara ini orang luar yang telah lama menjadi pemasok beras Bulog. Dia bisa membedakan kondisi dulu dan setelah Pak Tarto menangani Bulog.
Kerja kerasnya tidak hanya dilakukan pada hari kerja, tapi juga pada hari-hari weekend. Tidak jarang dia lagi di lapangan ketika saya telepon di Sabtu malam.
Pak Tarto termasuk yang tidak suka berwacana. Kita memang tidak bisa mengatasi masalah hanya dengan ngomel-ngomel. Hanya rapat-rapat. Hanya berwacana. Kita harus berbuat sesuatu. Dan ternyata bisa. Pada 2013 kita tidak perlu lagi impor beras. Sutarto menegaskan stok beras di gudang Bulog akhir tahun ini lebih dari dua juta ton.
Pak Tarto memang termasuk sedikit generasi tua di BUMN yang tidak mau kalah dengan generasi yang lebih muda. Dia masih kuat seperti kitiran: muter terus ke gudang-gudang Bulog di seluruh sentra produksi beras. Belakangan dia juga mengganti sepatunya. Dengan sepatu ketsnya, Pak Tarto sering harus bermalam minggu di gudang beras.