Jenderal Tito: Polisi Saja Sudah Stres apalagi Politik, Banyak Musuhnya
Saat itu, Tito mengaku mengaku langsung menjawab secara jujur bahwa hati kecilnya tidak ingin menjadi Kapolri sampai 2022, dengan alasan tidak sehat untuk organisasi.
Menurut dia, organisasi membutuhkan penyegaran-penyegaran maupun pimpinan baru. “Saya terlalu lama, kreativitas saya bisa menurun. Saya memberi kesempatan yang lain untuk jadi Kapolri. Saya sampaikan menjadi kapolri pekerjaan terstres karena ini Polri terbesar di dunia setelah Tiongkok,” ujarnya.
Selain itu, Tito menegaskan, lama-lama menjabat Kapolri juga tidak bagus untuk kesehatan. Karenanya, dia menyatakan akan pensiun sebelum masuk masanya di 2022.
“Lalu ditanya apakah akan masuk ke politik? (Saya jawab) polisi saja sudah stres apalagi politik, banyak musuhnya,” ungkap Tito.
Jadi, kata dia, keesokan hari setelah wawancara itu maka berhembuslah isu pensiun dini tersebut.
“Bukan saya yang buat isu itu, Pak Budiman bertanya, saya menjawab,” katanya. “Saya secara pribadi ingin memberi contoh, kalau enam tujuh tahun (menjabat) terlalu panjang.”
Tito juga mengaku bingung. Karenanya, dua hari kemudian dia mengundang sekitar 40 pemimpin redaksi untuk memberikan penjelasan lagi. “Ya tapi, kira-kira begitu, tapi masih bergulir,” katanya.
Anggota Komisi III DPR Fraksi Gerindra Wenny Warouw mengingatkan jangan menganggap pertanyaan soal pensiun dini itu sederhana.