Jepang Mendapatkan Kritik dari Komunitas Internasional, Ini Sebabnya
Namun, ketidakpuasan yang diungkapkan masyarakat internasional menjadi pengingat bahwa dampak bencana nuklir 2011 masih terasa hingga saat ini.
Sebelumnya diketahui, upaya Tokyo mencari dukungan bulat dari G7 atas rencana pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut telah mendapat hambatan setelah Jerman menyuarakan tentangan pada pertemuan yang berlangsung di Sapporo, Jepang.
Pada konferensi pers setelah Pertemuan Menteri G7 tentang iklim, energi dan lingkungan selama dua hari (15-16 April), Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura meyakini kemajuan penonaktifan yang stabil termasuk pelepasan air olahan ke laut akan disambut baik.
Namun, harapan itu memudar menyusul suara penentangan dari pihak Jerman.
Jerman pun menentang rencana Tokyo karena telah mengetahui bahwa klaim Jepang tentang air limbah yang terkontaminasi nuklir telah memenuhi standar pembuangan setelah pengolahan adalah penutupan besar-besaran yang mengabaikan bagian penting dari kebenaran.
Komunitas internasional telah menyatakan keprihatinan yang kuat dan menentang rencana tersebut. Di dalam negeri, juga dihadapkan pada banyaknya protes dari masyarakat.
Organisasi kampanye lingkungan independen, Greenpeace menyatakan dalam sebuah artikel bahwa negara-negara G7 lebih memilih politik daripada sains dan perlindungan lingkungan laut dengan mendukung rencana pembuangan pemerintah Jepang.
"Pemerintah Jepang sangat membutuhkan dukungan internasional untuk rencana pembuangan air radioaktif di Samudra Pasifik. Jepang telah gagal melindungi warga negaranya sendiri serta negara-negara di kawasan Asia-Pasifik yang lebih luas," kata spesialis nuklir senior di Greenpeace Asia Timur Shaun Burnie.