Jesus di Quran
Oleh Dahlan IskanLagi asyik-asyiknya membaca terjemahan Alquran itu pundak saya dijawil orang. Saya menoleh ke arahnya.
Sesapuan saya lihat masjid sudah penuh. Saya terlalu asyik. Tidak memperhatikan kedatangan mereka.
Yang menjawil pundak saya tadi memberi isyarat. Agar saya melihat ke dinding depan. Ternyata sudah ada live tv yang diproyeksikan ke dinding sebelah tempat imam.
Isinya: ceramah dalam bahasa Urdu. Yang ceramah bukan orang sembarangan. Beliau adalah Mirza Masroor Ahmad. Khalifah Jemaah Ahmadiyah sedunia saat ini. Khalifah ke-5. Setelah pendiri Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad.
Saya tidak paham apa isi ceramahnya. Semua dalam bahasa Urdu.
Beberapa saat kemudian seseorang mengantarkan ke saya alat penerjemah. Seperti yang dipakai di konferensi internasional.
Earphone-nya saya masukkan ke telinga. Receiver-nya saya pegang. Saya amati alat itu: Made in China. Saya pun menjadi paham isi ceramah itu.
Tentang orang-orang hebat dalam perkembangan Islam. Siapa gubernur Mesir, Palestina, Baarah, Kufah dan banyak lagi. Di awal perkembangan Islam dulu. Saya menjadi ingat pelajaran di madrasah aliyah dulu.